Badau (pewarta.co) – Kegiatan berbagi takjil sebagai berkah Ramadhan di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih mewabah, mewarnai kegiatan harian personel Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/YS.
Dengan senyum, sapa dan salam, tujuh personel Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/YS yang dipimpin Dankima Satgas, Lettu Inf Marianto Sembiring, tampak bersemangat membagikan panganan berbuka puasa kepada setiap warga yang melintas di Pasar Nanga Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat ini.
“Kegiatan bagi-bagi takjil ini, selain sebagai bentuk serbuan teritorial di wilayah tugas, juga untuk mendekatkan diri dan membangun silaturahmi dengan warga setempat,” ucap Dansatgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/YS, Letkol Inf Hendra Cipta, SSos, dari Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Selasa (28/4/2020) malam.
Dansatgas menjelaskan, aksi berbagi takjil ini juga bertujuan untuk menciptakan kemeriahan suasana puasa Ramadhan di wilayah perbatasan RI-Malaysia, meskipun di tengah kondisi pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.
“Sambil membagi-bagikan takjil, personel juga memberikan edukasi kepada warga untuk memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan, serta menjaga jarak aman dengan sesama,” terang Letkol Hendra.
Tak lupa, Letkol Hendra berharap, takjil berupa kolak pisang dan ubi (singkong) yang dibagikan sekitar 300 bungkus ini bisa membantu warga yang masih di luar rumah untuk berbuka puasa.
“Mudah-mudahan, apa yang kami lakukan ini bisa semakin memanunggalkan TNI dengan Rakyat, sehingga TNI akan semakin kuat bersama rakyat di belakangnya,” pungkas Letkol Hendra.
Sementara, beberapa warga yang sempat ditemui mengaku sangat terkesan dengan empati Prajurit TNI dari Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/YS.
Warga pun berharap, kegiatan serupa bisa terus dilakukan oleh TNI, terutama di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini.
“Kegiatan bagi-bagi takjil seperti ini, semakin membuat kami sebagai rakyat bertambah bangga memiliki TNI. Semoga TNI semakin jaya, dan kuat dalam melindungi Rakyat dan Negara Indonesia,” kata seorang ibu yang meminta namanya untuk tidak dipublikasikan. (avid/red)