Deliserdang (pewarta.co) – Untuk mengantisipasi dampak buruk kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Juga menginstruksikan kabupaten/kota untuk meliburkan sekolah, khususnya setingkat TK/PAUD dan SD.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah dalam konferensi pers dengan wartawan di Ruang VIP, Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Selasa (24/9/2019). Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Arsyad Lubis, Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawaty, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan, dan Executive General Manager Bandara Internasional Kualanamu Bayuh Iswantoro.
Wagub menyampaikan, berdasarkan informasi dari BMKG kepekatan kabut asap pada Selasa (24/9/2019) pagi, sudah menurun dibandingkan sehari sebelumnya. Namun, melihat arah angin dan titik panas (hotspot) yang ada di Riau, kabut asap masih berpotensi meningkat lagi dan berdampak buruk terhadap kesehatan.
“Untuk itu, sebagai mana instruksi Gubernur, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Sumut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan senantiasa mengenakan masker jika harus ke luar rumah. Dampak dari bertambahnya kabut asap ini, kemungkinan akan terasa sore atau malam ini,” kata Wagub.
Untuk saat ini, kata Wagub, Pemprov Sumut akan mengambil langkah melalui Dinas Pendidikan untuk menginstruksikan libur sekolah di seluruh kabupaten/kota Sumut untuk PAUD, TK dan SD. Juga menginstruksi kepada rumah sakit, klinik-klinik dan Puskesmas di seluruh kabupaten/kota untuk siaga melayani masyarakat, selama 3 x 24 jam.
“Antisipasi sebelum-sebelumnya telah kita lakukan dengan membagikan masker kepada seluruh masyarakat di seluruh kabupaten/kota se-Sumut, kurang lebih 500.000 masker telah dibagikan. Dan ini akan terus kita lakukan,” jelasnya.
Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menambahkan, bahwa selama satu minggu terakhir pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota, dinas kesehatan, dan unsur Forkopimda untuk selalu siaga. Posko-posko kesehatan telah dibuat sesuai arahan dari Gubernur.
Kepala BMKG Wilayah I Medan Edison Kurniawan menginformasikan bahwa berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan menggunakan alat PM 10 di stasiun klimatologi Deliserdang, konsentrasi partikulat di Sumut menunjukkan 116,5 mikrogram/meter kubik. Artinya, masih berada di bawah ambang batas normal yakni 150 mikrogram/meter kubik.
“Kondisi ini sebenarnya masih cukup fluktuatif. Saya setuju sekali dengan imbauan Bapak Wagub untuk menghindari aktivitas di luar. Karena partikulat atau PM 10 ini memang sangat mempengaruhi kesehatan pernapasan dan berpotensi untuk menjadi penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” tuturnya.
Kabar baiknya, kata Edison, kemungkinan tiga hari kedepan dinamika atmosfir di wilayah Sumut dan sekitarnya termasuk Riau, Jambi dan Sumatera Selatan menunjukkan ada potensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hal ini diharapkan bisa mengurangi titik-titik hotspot (titik panas) di provinsi tetangga dapat berkurang.
“Di Riau, BMKG melakukan upaya melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang bekerja sama dengan TNI dan Polri, yakni dilakukan penyemaian garam sebagai sumber inti kondensasi untuk terjadinya hujan, diharapkan bisa membantu penurunan titik atau pusat panas, ” papar Edison.
Terkait aktivitas penerbangan di Sumut diinformasikan oleh Executive General Manager Bandara Internasional Kualanamu Bayuh Iswantoro. Katanya, Senin (23/9) terjadi penurunan batas visibility atau jarak pandang berada di 700 meter. Namun, pagi ini telah membaik dan meningkat, berada pada 1500 meter.
“Alhamdulillah, pada hari ini dilaporkan belum ada gangguan penerbangan akibat kabut asap di Bandara Kualanamu. Untuk antisipasi, kita bekerja sama dengan AirNav Indonsia Cabang Medan konfigurasi membantu proses pelaksanaan pelayaan penerbangan semaksimal mungkin, juga membantu peralatan navigasi khususnya di pendaratan. Fungsi alat-alat pendaratan lainnya juga dimaksimalkan, seperti landasan, marking, sign system, dan lampu-lampu,” ujarnya. (Red)