Medan (Pewarta.co)-Umat Hindu Kota Medan dan sekitarnya melaksankan prosesi Melasti/Mekiyis yang merupakan prosesi hari raya nyepi di Pantai Cermin
Karena itu, hari Minggu 3 Maret 2019 adalah hari yang special bagi umat Hindu kota Medan dan sekitarnya karena tepat pada hari tersebut, satu langkah prosesi hari raya Nyepi dapat dilalui.
Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Indonesia.
Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Upacara Melasti dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut.
Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau, dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta).
Selain melakukan persembahyangan, upacara Melasti juga adalah pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura (pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya).
Para pemangku berkeliling dan memercikan air suci kepada seluruh warga yang datang serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud pensucian.
Pelaksaaan upacara Melasti dilengkapi dengan berbagai sesajian sebagai simbol Trimurti, 3 dewa dalam Agama Hindu, yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma, serta Jumpana, singgasana Dewa Brahma. Upacara ini dilaksanakan agar umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi.
Melasti berasal dari kata Mala = kotoran/leteh, dan Asti = membuang/memusnahkan.
Jadi Melasti artinya : Membuang dan menghilangkan segala bentuk kotoran untuk bisa kembali ke kesucian.
Melasti dilaksanakan Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis.
Pada hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang ada di Pura termasuk Pratima dan Pralingga diarak ke danau, laut atau pantai.
Kita semua mengetahui bahwa laut merupakan sumber air yang terbesar, di mana seluruh sungai bermuara ke laut, dan dari laut pula asalnya air yang memberikan hidup di bumi ini.
Air laut adalah simbul dari penghancur serta penghilang semua kotoran yang ada.
Karena itu, saat mekiyis kita membersihkan diri lahir bathin, melebur semua bentuk kotoran yang ada baik di dalam maupun di luar diri dan mendapatkan Tirtha Amerta.
Pelaksanaan Melasti tidak mutlak harus bertempat dilaut. Bila di daerah-daerah tertentu yang jauh dari pantai, diperbolehkan Melasti di sumber-sumber mata air yang bersih seperti danau atau pegunungan.
Ini juga tidak bertentangan mengingat mata air yang ada di danau maupun pegunungan sesungguhnya berasal dari uap air laut yang telah menjadi hujan.
Umat Hindu Medan sekitarnya, berjumlah sekitar 500 orang yang diprakarsai oleh Suka Duka Dirgayusa Melaksanakan upacara Melasti tersebut di Pantai Pondok Permai kawasan Pantai Cermin Serdangbedagai, turut hadir dalam acara tersebut : Pembimas Hindu Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Bp. Antonikuil Sembiring, S.Ag., M.Si.), Pengurus PHDI Provinsi Sumatera Utara, PHDI Kota Medan, PHDI Deliserdang, PHDI Serdangbedagai, WHDI Sumut, ICHI Sumut dan seluruh umat Hindu Kota Medan sekitarnya.
Dalam sambutannya Ketua Suka Duka Dirgayusa Medan Dr. I Wayan Dirgayasa Tangkas, M.Hum mengatakan tahun ini umat yang hadir lebih besar dari yang diperkirakan.
“Dan ini merupakan kemajuan besar yang patut untuk diperhatikan dan dipertimbangkan sehingga dapat menguatkan Sradha kita terhadap ajaran Hindu ini,” katanya.
Sementara itu, Ketua PHDI Sumut Siwaji Raja, ST, diwakili oleh Mathariswan, S.Pd.H. selaku sekretaris mengatakan PHDI akan terus mensuport materi dan non materi segala kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat Hindu Sumut khususnya warga Pura (Bali) jika dibutuhkan.
“Mengingat umat Hindu di Sumut terdiri dari berbagai etnis yang memiliki ciri khas ritual keagamaan masing-masing dan ini merupakan kekayaan non materi yang tak ternilai harganya dan sangat perlu untuk dilestarikan,” katanya.
Melasti adalah tahap awal dari perayaan Nyepi 1941 Saka yang dilanjutkan Pangrupukan (sedekah bumi) tanggal 6 Maret 2019 di Pura masing-masing dan sebagai puncaknya melaksanakan Catur Brata Nyepi pada tanggal 7 Maret 2019 dan Dharma Santi. (ril)