Medan (Pewarta.co)-Majelis Pekerja Sinode Pusat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) mendorong generasi muda maupun naposobulung HKBP agar dapat menjadi sosok pemimpin yang berkarakter sebagaimana dikehendaki Firman Tuhan.
Anggota Majelis Pekerja Sinode Pusat HKBP, Sabam Parulian Manalu memberikan dorongan itu di hadapan ratusan generasi muda yang tergabung dalam PPND Distrik XXXI HKBP Medan Utara, saat mengikuti acara seminar pemberdayaan.
Seminar itu mengusung tema “Pemberdayaan SDM Naposo Bulung untuk Mengembangkan Pelayanan di dalam dan luar gereja dengan Sifat Persaudaraan dan Membentuk jiwa kepemimpinan” di Gereja HKBP Judea Terjun, Minggu (23/5/2021).
Sabam Parulian Manalu mengatakan, generasi muda dalam lingkungan gereja menjadi harapan baru untuk menggapai masa depan dalam melanjutkan misi pelayanan gereja. Di sisi lain, sebagai bagian dari warga yang majemuk, pemuda HKBP harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Pelayanan itu penting sebagai wujud iman percaya kepada Tuhan. Menjadi pemimpin tidak cukup hanya dengan kepintaran secara akademik, namun seseorang harus memiliki karakter, sehingga dia layak sebagai pemimpin,” ujar Sabam Parulian.
Sabam yang kini menjadi pengurus dan pemimpin di berbagai organisasi marga, profesi, dan sosial memiliki segudang pengalaman dalam memimpin. Di antaranya Ketua Umum Parsadaan Toga Manalu Boru, Bere (PTMBB) Indonesia dan Ketua Primkop TKBM Upaya Karya Pelabuhan Belawan.
Selain itu, Sabam Parulian juga menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas Inkop TKBM Indonesia, Ketua DPD F.SPTI-K.SPSI Sumut, Wasekjen Pengurus Pusat Pertina, Wakil Ketua Pengprov Pertina Sumut, Ketua Pertina Kota Medan, Ketua Persatuan Umat Kristen GMS, dan Anggota Divisi ADm dan Keuangan Yayasan Universitas HKBP Nommensen.
Pria kelahiran 11 Desember 1970 ini sejak 13 tahun lalu telah menggeluti berbagai kegiatan tersebut. Meski masih berusia muda, dia terus mengambil bagian dalam organisasi dengan mengutamakan kepentingan bersama.
Sabam pun mengutip nats Kitab 1 Timotius 4 : 12 ‘Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu’.
Generasi muda diajak tidak minder dengan kondisi saat ini, dimana mungkin masih usia muda, namun semangat yahng ada dalam usia muda harus dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan bagi sekitar.
“Terutama dalam gereja, jangan sampai kita tidak ikut dalam pelayanan gereja. Meski itu tidak bergaji,” kata pria yang pada masa mudanya menjadi guru sekoolah minggu.
Zaman terus berubah, lanjutnya, teknologi terus berkembang. Jika seorang pemuda gereja tidak memiliki karakter sebagaimana diinginkan dalam Firman Tuhan, maka zaman akan menggilasnya.
“Jika dulunya saya kebaktian muda-mudi, latihan koor, kami berbincang satu sama lain usai kegiatan. Beda dengan sekarang, teknologi menjauhkan kita. Kita asyik dengan gadged kita, padahal orang disekitar kita kita abaikan,” katanya.
Untuk itu, Sabam berharap, para generasi muda di gereja harus menjadi agen perubahan untuk siap dibentuk sebagai calon pemimpin masa depan. Saat ini, di tengah pandemi Covid-19, generasi muda harus melihat peluang untuk memberi yang terbaik di tengah gereja dan masyarakat.
“Hal ini bisa dicapai dengan memiliki enam pilar karakter yang dirumuskan Jospehson Institute of Ethics yaitu dapat dipercaya (trustworthiness), memiliki rasa hormat (respect), bertanggungjawab (responsibility), adil (fairness), peduli (caring), dan memiliki tanggungjawab sosial (citizenship),” ungkap Sabam.
Sebelumnya diadakan Pendalaman Alkitab yang dipimpin oleh Pdt Krimson Simamora,STh yang memaparkan isi kitab Efesus 4 : 15 yang menjadi tema ‘Bertumbuh di Dalam Kristus’. Kegiatan yang menerapkan protokol kesehatan tersebut juga dihadiri Praeses Distrik XXXI HKBP Medan Utara Pdt Suwandi Sinambela,STh dan Pendeta Resort HKBP Judea Terjun. (ril)