Medan (Pewarta.co)-Rumah Zakat menggelar roadshow gelombang wakaf di Medan dengan tema “investasi wakaf, ke Surga bersama keluarga”.
Acara yang berlangsung di Le Polonia Hotel & Convention Medan ini, dihadiri sekitar 200 orang.
Dewan Pembina Rumah Zakat, Yayan Somantri mengatakan, gerakan gelombang wakaf ini dilatarbelakangi minimnya edukasi wakaf di masyarakat. Padahal, potensi wakaf di Indonesia cukup besar.
“Masyarakat hanya mengenal wakaf dalam bentuk harta tidak bergerak berupa wakaf tanah dan bangunan. Padahal, wakaf bisa berbentuk uang, emas, mobil, dan barang lainnya,” kata Yayan Somantri kepada pewarta.co, Kamis (2/1/2010).
Menurutnya jika wakaf dikelola dengan baik oleh lembaga maka dapat produktif dan dapat menyejahterakan masyarakat.
Disebutkannya, contoh terdekat adalah wakaf habib bugak Asyi berupa penginapan yang sampai saat ini memberikan kemanfaatan kepada jama’ah haji asal Aceh dan cerita kesuksesan Wakaf zaman Rasulullah SAW.
“Kita berharap kegiatan ini dapat memberikan edukasi mengenai investasi akhirat dengan berwakaf,” ujarnya.
Hadir sebagai narasumber lainnya yaitu Ivo Herawati, mewakili Ketua IPEMI Medan dan Chandra Syuhada Sinaga Direktur Utama Bunda Foundation.
Dalam pemaparannya Ivo menyampaikan dukungannya terhadap gelombang wakaf ini
“Saya mendukung gerakan ini, semoga bisa memberikan banyak kebermanfaatan untuk warga Medan khususnya” ujarnya.
Sedangkan Chandra Syuhada mengungkapkan melalui gelombang wakaf ini, Sekolah Juara bisa memiliki bangunan sendiri, sehingga siswa lebih layak bersekolah dan memiliki fasilitas memadai.
Gelombang wakaf ini merupakan rangkaian road gelombang wakaf yang sebelumnya diselenggarakan di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Solo, Bandung, Jakarta, Aceh, Batam dan Palembang.
Selama road show gelombang wakaf tersebut beberapa program telah berhasil terbiayai dari wakaf di antaranya SD Juara Yogyakarta dan Semarang yang merupakan sekolah untuk yatim dan anak kurang mampu, Klinik RBG dan Rumah Quran.
Diharapkan gelombang wakaf ini bisa membangun SD Juara di lokasi tanah yang permanen. (gusti)