Medan (Pewarta.co)-Naga Bonar Reborn, merupakan film Indonesia yang yang memiliki nilai edukasi, khususnya untuk kaum milenial.
Hal tersebut disampaikan Produser Eksekutif Film Naga Bonar Reborn, Gusti Randa saat menggelar konfrensi pers lanuching film tersebut di Hotel Alam, Jalan Arief Rahman Hakim Nomor 169 Kelurahan Pasar Merah Timur, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Jumat, (15/11/2019).
“Naga Bonar Reborn ini merupakan film berisi pesan moral atau edukasi, khususnya untuk kaum milenial,” ujar Gusti Randa didampingi Amazon Dalimunthe dan Trimediya Panjaitan yang juga produser film tersebut.
Karena itu, lanjut dijelaskan Gusti Randa, film tersebut diperankan oleh bintang-bintang muda yang cukup dikenal baik di kalangan kaum milenial.
“Beberapa artis yang cukup tenar di kalangan kaum milenial sengaja dipercaya untuk memerankan film Naga Bonar Reborn tersebut. Mereka adalah Gading Marten, Citra Kirana, Delano Daniel, Rifky Alhabsy,” jelas Gusti.
Di samping itu, Gusti menyebut, film yang disutradarai oleh Dedi Setiadi ini mengambil latar cerita perang kemerdekaan era kolonial Belanda di daerah Sumut.
“Kenapa era kolonial, lewat film ini kita juga ingin menyampaikan bahwa Naga Bonar, tokoh yang diperankan oleh Gading Martin itu merupakan kaum milenial yang memiliki jiwa heroik, sosial dan cinta tanah air,” sebutnya.
Selain itu, Gusti Randa menuturkan, film ini mengambil syuting paling banyak di Sumut yaitu di kawasan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Simalungun.
“Kenapa di Sumut, karena selain karakter tokoh Naga Bonar itu lahir dari Sumut, selama ini, kebanyakan dari kita mengetahui keindahan Danau Toba itu hanya dari Parapat. Nah, lewat film ini, kita ingin mengeksplor keindahan alam Sumut. Dan memang ternyata hasilnya cukup memuaskan karena Danau Toba itu jika dilihat dari Humbang Hasundutan benar-benar indah,” tuturnya.
Berbeda dengan Film Naga Bonar sebelumnya, menurut Gusti, Naga Bonar Reborn menceritakan kisah tokoh Naga Bonar sejak kecil, remaja hingga menjadi Jendral yang bisa mencopet.
“Jadi di sini, kita ingin meluruskan, bahwa Naga Bonar itu bukan pencopet yang menjadi Jendral. Tetapi Jendral yang bisa mencopet,” katanya lagi.
Totalitas yang dilakukan oleh pemeran dan sutradara serta produser film berikut keindahan alam Sumut itu akan segera bisa disaksikan pada hari Kamis, 21 November 2019 mendatang.
“Jika sudah tidak sabar menonton film laku dan bermutu bertajuk komedi yang dibalut dengan sejarah perjuangan melawan penjajahan ini, pekan depa sudah bisa kita ditonton di bioskop-bioskop Indonesia,” pungkasnya seraya menambahkan untuk di Medan akan tayang perdana di Cinema XXI Centre Point, Jalan Jawa Medan.
Hal senada disampiakan Trimediya Panjaitan yang hadir dalam konfrensi pers launching film terebut.
Menurutnya, film yang mengangkat tema Sumatera Utara ini sangat terterima di kalangan masyarakat.
“Oleh karena itu, kita berharap filim bermutu yang mengangkat tema-tema Sumatera Utara ini laku di pasaran.,” pungkasnya. (rks)