Medan (Pewarta.co)-Ketua Persatuan Wartawan (Pewarta) Polrestabes Medan, Chairum Lubis SH meminta pihak terkait untuk menghidupkan Tim Pemburu Preman (TPP)
Tentunya, dengan menggandeng stakeholder terkait, termasuk para ulama dan tokoh masyarakat.
Permintaan tersebut disampaikan Chairum menanggapi markanya aksi premanisme dan begal di Kota Medan belakangan ini.
Sebab, menurut Chairum, program ini dinilai cukup mampu memberantas aksi premanisme, kejahatan jalanan ataupun begal.
Seperti saat Kapolrestabes Medan (Dulu Kapolresta) yang dijabat Kombes Pol Mardiaz Khusin Dwihananto pernah membuat gebrakan dengan nama TPP dan mengaktifkan nomor call center polisi.
Tak lupa pula, dalam gebrakan tersebut, Kombes Pol Mardiaz atau yang biasa disapa Bang Diaz, menggandeng semua stakeholder yang ada, para ulama dan tokoh masyarakat.
Hasilnya pun bisa dibilang luar biasa. Dalam gebrakan TPP itu, sejumlah pelaku premanisme, kejahatan jalanan dan begal dapat ditangkap dan diberantas.
Kemudian, setelah Kombes Mardiaz dipromosikan ke Mabes Polri di Jakarta, program memberangus para premanisme, kejahatan jalanan dan begal dilanjutkan oleh Kombes Pol Sandy Nugroho.
Motto atau gebrakan Pak Sandy kala itu adalah “Medan Rumah Kita” yang artinya mari jaga kondusifitas Kota Medan dari aksi premanisme, kejahatan jalanan ataupun begal. Call center polisi juga kembali diaktifkan.
Sama seperti sebelumnya, hasilnya pun terbilang bagus. Aksi premanisme, kejahatan jalanan ataupun begal, juga dapat diberantas dengan menggandeng seluruh stakeholder, tokoh ulama dan tokoh masyarakat.
Selanjutnya, kepemimpinan Kombes Pol Sandy Nugroho pun digantikan oleh Kombes Pol Dadang Hartanto. Dalam kepemimpinan Dadang, selain tetap mengaktifkan TPP, beliau juga membuat program lainnya seperti Jumat Barokah dan Subuh Berjamaah.
Ini dilakukan dalam rangka pendekatan persuasif kepada masyarakat, tokoh agama dan seluruh stakeholder yang ada, guna memberantas aksi premanisme, kejahatan jalanan dan begal. Tak lupa pula call center polisi tetap diaktifkan.
Hasilnya pun sangat memuaskan. Masyarakat yang mencoba melakukan aksinya urung dilakukan. Sebab, dari pendekatan humanis tersebut, masyarakat segera melaporkannya bila ada hal-hal yang mencurigakan di sekitarnya dengan melaporkannya ke call center polisi atau secara langsung ke nomor pribadi Pak Dadang.
Demikian seterusnya, program-program tersebut dilanjutkan oleh kepemimpinan Kapolrestabes Medan, yakni Kombes Pol Jhonny Edizon Isir dan Kombes Pol Riko Sunarko.
Namun kini, aksi premanisme, kejahatan jalanan dan begal kembali meningkat seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, Ketua Pewarta Polrestabes Medan, Chairum Lubis meminta ada baiknya kembali menghidupkan program-program yang pernah dirasa berhasil memberangus aksi premanisme, kejahatan jalanan dan begal. Semoga.. (Dedi)