Medan (Pewarta.co)-Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumbagut Yusup Ansori mengatakan saat ini inklusi keuangan di Sumut sudah mencapai 75 persen lebih dan literasi keuangan juga sudah lebih dari 35 persen.
“Tercatat, inklusi keuangan di Sumut di tahun ini sudah mencapai target 75,27 persen dan melebihi target nasional sebesar 75 persen. Begitu juga dengan literasi keuangan Sumut yang juga sudah mencapai target 39 persen melebihi target nasional sebesar 35 persen,” ungkap Yusup Ansori pada pembukaan Pasar Keuangan Rakyat, Sabtu (26/10/2019) di Lapangan Merdeka Medan.
Kegiatan digelar OJK bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (Forkom IJK) Sumut berlangsung hingga Minggu (27/10/2019) itu
dibuka Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) Musa Rajekshah.
Pembukaannya ditandai dengan pemukulan gondang sembilan bersama Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Yusup Ansori, Direktur Pengawasan LJK OJK KR 5 Sumbagut Anthonius Ginting, Kepala Perwakilan BI Wilayah Sumut Wiwiek Sisto Widayat, Plt Walikota Medan Akhyar Nasution, Bupati Sergai Soekirman dan Ketua Panitia I Made Suka selaku Pimpinan PT BRI (Persero], Tbk Kanwil Medan.
Yusup Ansori menuturkan, persentase tersebut sudah melebihi target yang diminta pemerintah sesuai Peraturan Presiden (PP) nomor 82 tahun 2016 tentang strategi keuangan dimana target inklusi keuangan atau orang yang sudah menggunakan jasa keuangan sebesar 75 persen. Ada juga bulan inklusi keuangan tiap Oktober.
Menurut Yusup Ansori yang juga Ketua Forkom IJK Sumut, kegiatan Pasar Keuangan Rakyat sebagai bentuk upaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Medan khususnya dan Sumut umumnya.
“Melalui pasar keuangan rakyat ini diharapkan inklusi dan literasi keuangan terus meningkat. Acara ini diikuti sekira 80 industri jasa keuangan dengan 90 stan,” sebutnya.
Kegiatan Pasar Keuangan Rakyat ini digelar serentak oleh OJK di bulan Oktober di seluruh Indonesia sebagai implementasi Bulan Inklusi Keuangan. Dengan adanya Pasar Keuangan Rakyat, diharapkan dapat lebih mengenalkan produk atau layanan jasa keuangan yang dimiliki lembaga jasa keuangan kepada masyarakat luas, seperti produk perbankan, asuransi, pembiayaan dan lainnya.
“Sesuai pesan Wakil Gubernur, Musa Rajekshah kegiatan ini harusnya juga diselenggarakan di seluruh kabupaten/kota. Semoga ke depan, ini bisa terlaksana,” kata Yusup Ansori.
Ketika membuka Pasar Keuangan Rakyat itu, Wagubsu memang berharap kepada OJK dan Forkom IJK bisa menjembatani apa yang bisa dibantu ke masyarakat Sumut. Ini sebagai upaya peningkatan industri jasa keuangan dan perbankan agar industri di masyarakat juga bangkit.
“Maunya kegiatan ini dibuat tiap tahun dan juga dibuat di daerah tingkat II,” ujar Wagubsu.
Permintaan itu dilontarkan Wagubsu lantaran faktanya sekarang banyak yang belum mengenal jasa keuangan. Ini terbukti masih banyak masyarakat yang pinjam uang ke rentenir, khususnya masyarakat pedesaan yang jauh dari akses keuangan.
“Ke depan bagaimana masyarakat kita bisa mengenal lembaga keuangan dan jasa perbankan yang resmi,” katanya.
Wagubsu mengakui memang sekarang sudah program perbankan yang menjangkau masyarakat kecil seperti simpanan pelajar, Laku Pandai dan KUR dengan bunga rendah 7 persen, namum realisasinya belum terlalu maksimal.
Sementara, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat menyatakan pihaknya mendukung sepenuhnya kegiatan tersebut. Sebab, sejalan dengan program BI untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat dari unbankable menjadi bankable.
Selain itu, juga berkaitan dengan program BI yakni Gerakan Nasional Nontunai (GNNT). Karena begitu masyarakat masuk ke perbankan tentu bisa bertransaksi dengan nontunai.
Menurutnya itu juga bentuk sinergitas antara BI dengan OJK. (gusti)