Medan (Pewarta.co)-Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi berharap Universitas Islam Negeri/Institut Agama Islam Negeri (UIN/IAIN) bisa memiliki standar tinggi dari segi kualitas lulusan. Sebab syiar merupakan faktor penting dalam mengembangkan ilmu keagamaan selain menjawab kebutuhan SDM.
Harapan itu disampaikan Gubernur saat menjamu makan malam rombonga dari Kementerian Agama RI yang menggelar Rapat Koordinasi bersama Rektor UIN/IAIN se-Indonesia di Aula Tengku Riza Nurdin, Senin (29/3/2021) malam.
Hadir di antaranya Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof Dr Suyitno, Rektor UINSU Prof Syahrin Harahap, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof Amany Lubis, Rektor UIN Raden Intan Prof Mohd Mukri, serta para Wakil Rektor. Turut mendampingi Gubernur, Kepala Dinas Pendidikan Prof Syaifuddin, Kepala Dinas Kominfo Irman Oemar dan Kabiro Umum M Fadly.
Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan ucapan selamat datang kepada para rombongan dari Kemenag dan 24 Rektor/Wakil Rektor UIN/IAIN se-Indonesia di Sumatera Utara.
Katanya, perguruan tinggi keagamaan Negeri punya peran sangat penting untuk menghasilkan genarasi yang unggu, baik dari segi keilmuan maupun akhlak.
“Di Mesir, untuk bisa kuliah itu minimal hafal beberapa juz Alquran. Lulus sarjana, tambah lagi hafalan Alquran. Saya berharap UIN juga begitu, sehingga lulusannya bisa mengembangkan syiar Agama dengan baik,” sebut Gubernur terkait standar perguruan tinggi Islam khususnya UINSU.
Terkait itu, Gubernur pun menyebutkan bahwa saat ini UINSU sudah semakin maju.
Antusias masyarakat untuk menempuh pendidikan di universitas ini bertambah banyak, seiring berdirinya gedung kampus baru di kawasan Tuntungan, dan kelasnya sudah internasional.
“Kita harapkan lulusan UIN tidak hanya berilmu dan berkarakter, tetapi juga berakhlak. Dengan bertambahnya kampus, tentu ini menunjukkan perkembangan pesat bagi UINSU,” sebutnya.
Sementara terkait aksi diduga bom bunuh diri di Makassar, Gubernur meyakinkan bahwa tindakan tersebut sangat jauh dari ajaran Agama manapun. Karena itu ia menegaskan, UIN adalah tempat menimba ilmu dan Islam yang benar.
“Tidak ada itu hubungan Islam dengan aksi terorisme semacan itu. Jauh panggang dari api,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr Suyitno mengapresiasi sambutan dan jamuan makan malam yang disuguhkan kepada mereka.
Meskipun pertemuan malam itu dibatasi waktu karena pandemi Covid-19, baginya apa yang dirasakan selama berada di Sumatera Utara sangat berkesa.
“Terimakasih kepada Pak Gubernur atas jamuannya. Apalagi kulinernya luar biasa, dan yang paling khas di sini ada P1isang Medan. Katanya orang sini bilang pisang Barangan, tetapi kami bilang Pisang Medan. Dan satu lagi oleh-oleh khas di sini, Bika Ambon. Namanya pakai Ambon, tapi dari Medan,” sebutnya disambut tawa hadirin.
Menjelaskan singkat kehadiran merek di Sumut, Prof Suyitno menyebutkan bahwa Kemenag menggelar rapat koordinasi tentang Program Tata Kelola Keuangan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) Badan Layanan Umum (BLU). Hal ini dilakukan agar program bisa terus berjalan meskipun terjadi pergantan rektor dalam masa 4 tahun. (red)