Medan (pewarta.co) – Dua orang pria warga Jalan Menteng VII menjadi korban pengeroyokan belasan pria yang diduga sopir angkutan kota (Angkot) M 97, Kamis (25/6/2020) sore.
Kedua pria tersebut, yakni MR (36) dan IP (27) yang mengalami luka di bagian bibir dan lebam di beberapa bagian badan.
Informasi diperoleh, kedua pria yang masih berhubungan keluarga itu didatangi oleh belasan pria yang mengaku warga Mandala. Belasan pria tersebut diduga hendak mencari seseorang yang tidak diketahui kedua korban keberadaannya.
IP yang saat itu sedang duduk di salah warung rujak seketika didatangin belasan pria tersebut. Tanpa basa-basi, IP pun langsung dipukuli oleh salah seorang yang menggunakan baju kaos berwarna hitam.
“Aku lagi duduk-duduk di tempat jualan rujak. Tiba-tiba orang itu datang rame-rame. Terus satu orang pakai baju hitam, rambutnya diikat kebelakang bilang ‘kau yang ikut-ikut tadi’. Langsung dipukulnya mulut aku sampe berdarah,” ucap IP.
IP mengaku tidak mengetahui maksud perkataan pria berbaju hitam tersebut. Dirinya pun mencoba mempertahankan diri dan memberi perlawanan. Namun sayang, pria berbaju hitam itu berhasil mengelak dan mendatangi seorang pria lagi yang duduk di tukang kunci tak jauh dari SPBU Menteng VII.
“Pas dipukulnya aku, aku coba melawan. Tapi orang itu langsung datangin tukang kunci,” lanjut IP.
Dijelaskan IP, selain dipukuli, dirinya juga sempat ditendangi belasan pria tersebut ketika tersudut di tiang listrik tepat disebelah warung rujak. Meski berupaya memberikan perlawanan, IP akhirnya kalah kekuatan dan pasrah menerima tendangan-tendangan belasan pria tersebut ke tubuhnya.
“Rame yang tunjangin aku. Sepuluh orang ada yang tunjangin aku. Aku pas di tiang listrik, nggak bisa melawan lagi,” jelasnya.
MR yang melihat IP dipukuli orang tak dikenal pun mendatangi kerumunan tersebut. Niat hati MR untuk melepas IP dari kerumunan belasan pria tersebut berakhir malapetaka bagi dirinya. MR pun malah menjadi korban aksi brutal belasan pria tersebut.
“Aku lihat IP dipukuli. Jadi aku datangin, namanya keluarga aku. Aku juga mau tau ada masalah apa sampai dipukuli. Jadi mau aku pisah lah, tiba-tiba aku dipukul pria yang pakai baju putih, badannya tegap. Dia megang pisau juga,” ungkap MR.
Akibatnya, MR pun mengalami luka di bagian bibir dan mengucurkan darah segar. Warga yang melihat pertikaian itu pun spontan berkerumun di sekitar lokasi. Melihat dua warga setempat dipukuli tanpa sebab, warga pun memisah pertikaian tersebut.
“Bibir aku pecah dipukul laki-laki yang pakai baju putih itu. Terus rame warga misah. Padahal yang pakai baju tentara pun ada disitu. Tapi mereka masih bisa juga mukulin kami,” beber MR lagi.
Petugas Polsek Medan Area yang menerima informasi itu langsung turun ke lokasi. Senjata tajam yang diduga milik pria berbaju putih dan berbadan tegap pun diamankan dari lokasi. Kerumunan massa yang ramai di lokasi pun perlahan bubar meninggalkan lokasi. Termasuk belasan pria yang tak dikenal tersebut.
“Kalau nggak salah pisaunya dipegang sama bapak Yaang pakai baju tentara,” kata MR.
Keduanya pun mengaku langsung diamankan kepala lingkungan setempat dan dibawa ke salah satu klinik di Jalan Menteng VII untuk mendapat perawatan.
“Kami dibawa berobat sama Kepling lingkungan 1 sama lingkungan 2. Biaya perobatan kami dijamin sama mandor angkot Medan Bus 48. Terus kami disuruh kusuk sama mandor itu,” lanjut MR yang diamini IP.
Keduanya pun mengaku hendak membuat laporan pengaduan ke Polsek Medan Area. Namun hingga saat ini, keduanya mengaku masih ditahan kepala lingkungan untuk bermediasi.
“Kami mau buat laporan. Tapi kata Kepling jangan dulu. Kita tunggu dulu iktikad baik dari pihak mereka. Kabarnya mau dipertemukan sama kepling. Jadi kami masih menunggu,” ucap kedua korban.
Terpisah, Kapolsek Medan Area, Kompol Faidir Chaniago ketika dikonfirmasi terkait keributan tersebut membenarkan pertikaian tersebut.
“Itu salah paham antara sopir angkot sama sopir angkot. Kalau ada yang merasa menjadi korban dan keberatan buat laporan aja,” kata Kompol Faidir. (Dedi/red)