Medan (Pewarta.co) – Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, nilai-nilai dan spirit Ayahanda Guru, Prof Dr H Kadirun Yahya MA MSc, pendiri Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) terus menerangi aspek kehidupan ini.
“Nilai-nilai dan spirit Ayahanda Guru merupakan pekerjaan besar untuk kita teladani. Ayahanda Guru memiliki beragam latar belakang di antaranya, keislaman, keulamaan, kenegarawanan, kepemimpinan, politik dan sosial masyarakat,” kata Cak Imin pada Seminar Nasional Bidang Kenegarawan atau Pemerintahan, dengan tema Ekspansi Politik Islam dalam Polemik Pembangunan Bangsa.
Cak Imin menjadi narasumber di seminar itu dalam rangkaian Gebyar Hari Keputeraan (GHK) ke-105 di Kampus Unpab Jalan Gatot Subroto Sei Sikambing Medan, Kamis (23/6/2022).
Hadir dalam seminar itu Rektor Unpab Dr H Muhammad Isa Indrawan SE MM, Kepala SKUN Unpab H Abdul Razak Nasution SH Int MSc, Rektor Bidang Kerja Sama, Keuangan, dan Infrastruktur Unpab Hasrul Azwar Hasibuan SE MM, Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Cahyo Pramono SE MM, Ketua Panitia GHK ke-105 Unpab Dr Yasmirah Mandasari Saragih SH MH, dekan se-Unpab, Kepala Program Studi se-UNPAB dan civitas akademika, Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Menurut Cak Imin, Ayahanda Guru, Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, MA.,M.Sc, mewariskan atau menitipkan modal yang sangat bermanfaat ke depan.
“Semua zaman ada perubahan dan penyempurnaan, bukan sekadar cara membangun. Kita harus mencari strategi dan modal pembangunan agar tidak menjadi negara gagal atau negara mati,” kata Ketua Umum DPP PKB ini.
Dikatakan, paradigma masyarakat menganggap bahwa politik itu tidak bersih, mungkin sebagian mengamini itu, tapi masih ada politik yang mengedepankan hati nuraninya. Politik jangan dijauhi, sebab politik membutuhkan orang-orang yang lebih baik di dalamnya.
Dikatakannya, Mlmutiara hikmah, ajaran, nilai-nilai, dan pedoman yang diwariskan Ayahanda Guru Prof. Dr. H. Kadirun Yahya MA.,M.Sc, dapat dijadikan iktibar atau pengajaran.
“Harus kita ketahui, yang dapat berhasil adalah bukan politik Islam. Tetapi Islam harus mempunyai ekspansi yang jauh lebih merata. Indonesia akan menjadi negara utama penggerak mayoritas beragama Islam dalam membangun bangsa, negara dan dunia sesuai dengan warisan ilmu yang telah dititipkan oleh Ayahanda Guru Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya MA.,M.Sc,” tuturnya.
Pria yang kini lebih sering disapa Gus AMI itu mengakui, Indonesia sampai saat ini, masih dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, persaingan politik, saling adu domba, hoax, penistaan, dan lainnya masih saja yang terjadi.
“Perlu dipahami bahwa radikalisme dalam beragama adalah paham yang dibangun di atas manipulasi, distorsi atau mendoktrin berbasis agama dengan budaya dan agama dengan Pancasila. Ciri kelompok radikalisme yaitu, intoleransi perbedaan, ekslusif terhadap perubahan dan lingkungan, anti pemerintahan yang sah, maksudnya membangun sikap negatif, biasanya anti terhadap budaya kearifan lokal dan kebudayaan, serta anti tarekat dan tasawuf,” tuturnya.
Ditegaskannya, Islam selalu mulia. Sedangkan radikalisme dan terorisme adalah musuh semua agama dan manusia.
“Radikalisme dan terorisme merupakan fitnah dunia, untuk itu mari kita melawan radikalisme dan terorisme dengan cara militansi. Kita Harus menebar kasih sayang dan perdamaian,” pungkasnya. (gusti)