Medan (Pewarta.co)-Alumni Universitas Sumatera Utara (USU) diharapkan berperan memberikan kontribusi membangun budaya digital yang produktif, terutama mengurangi dan mengatasi dampak negatif dari penggunaan digital.
“Harus kita sadari secara bersama bahwa dampak negatif tersebut berkaitan dengan interaksi kemanusiaan yang tidak mendukung pembangunan peradaban,” kata Rektor USU Prof Dr Muryanto Amin SSos, MSi dalam pidatonya pada wisuda 2.602 lulusan USU, di Auditorium USU, Jumat (29/11/2024).
Menurut rektor, dengan mengikuti berbagai kursus di platform seperti Google, Microsoft, Coursera, dan LinkedIn Learning dapat membantu meningkatkan keterampilan digital, seperti penguasaan perangkat lunak dasar, media sosial dan digital branding, digital project management, serta kecerdasan buatan (AI) dan big data.
“Melalui teknologi, semua bisa bekerja tanpa batasan geografis. Platform seperti Slack dan Microsoft Teams memungkinkan kolaborasi yang efisien, mempercepat inovasi, dan meningkatkan produktivitas,” katanya
Selain itu, sebut rektor, budaya digital yang baik harus mendorong kreativitas dan eksperimen untuk menghasilkan ide-ide baru yang inovatif.
Rektor mengingatkan setiap individu perlu memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya melindungi informasi sensitif dan menjaga privasi serta menjunjung tinggi etika digital.
“Semua harus bijak dalam berbagi informasi dan menghindari penyebaran hoaks atau pelanggaran hak cipta untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat dan terpercaya,” tandasnya.
Era digital, kata rektor, memaksa semua orang sangat mudah terjebak dalam rutinitas yang sepenuhnya berbasis teknologi. Namun, harus diingat bahwa kesejahteraan fisik dan mental adalah prioritas.
“Teknologi seharusnya membantu kita, bukan menggantikan interaksi dan pengalaman kehidupan nyata yang membentuk kita sebagai pribadi yang utuh,” ucapnya.
Rektor mengatakan untuk membangun budaya digital yang baik, semua orang perlu memiliki mindset yang terbuka terhadap perubahan dan perkembangan teknologi.
Rektor meminta jangan takut menghadapi tantangan digital, melainkan harus siap untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat. Salah satu strategi yang relevan adalah menumbuhkan pola pikir yang terbuka untuk berkembang dan belajar.
“Oleh karena itu, mari kita semua, terutama para lulusan yang akan memasuki dunia kerja, mengembangkan growth mindset agar dapat berkontribusi dalam transformasi digital yang efektif dan berkelanjutan,” katanya.
Adapun 2.602 lulusan yang diwisuda terdiri dari Program Doktor : 38 Orang; Program Magister : 239 Orang; Program Pendidikan Spesialis : 55 Orang; Program Dokter Jenjang Magister : 54 Orang; Pendidikan Profesi : 350 Orang; Program Sarjana : 1.715 Orang; dan Program Diploma : 151 Orang. (gusti)