Penang (Pewarta.co)-Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sumatera Utara (Sumut) terkapar di Penang, Malaysia minta bantuan Gubernur Sumut (Gubsu).
Karena itu, apa yang dialami Meimeris Tumanggor (37) wanita kelahiran Tumba Jae, Tapteng dengan alamat paspor di Pematangsiantar, Sumut sesuai dengan ungkapan peribahasa ‘Untung tak dapat diraih Malang tak dapat Ditolak’.
Betapa tidak, tiga tahun bekerja di salah satu sekolah di Bukit Martajam, Penang tanpa diberi gaji dan ketika jatuh sakit dibuang majikannya di halaman depan Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Penang.
Namun karena tak punya pasport dan takut ditahan serta dipulangkan, Meimeris Tumanggor tak berani masuk dan hanya berani di halaman KJRI.
Namun untunglah dia ditemukan anggota Non Goverment Organisasion (NGO) Perkumpulan Persatuan Masyarakat Indonesia di Malaysia (Permai) dan kemudian membawanya ke Rumah Sakit Kerajaan Malaysia di Bukit Martajam Penang.
Nuraisyah dari Permai kepada bu Puteri, pengusaha wanita asal Penang Malaysia yang memiliki jaringan bisnis di Medan kepada Wartawan melalui Aplikasi WhatApp, Sabtu (24/8/2019) menjelaskan, Permai yang menaruh perhatian kepada Memeris Tumanggor sempat berupaya menghimpun dana agar bisa memulangkan Meimeris ke Medan, namun dokter yang merawatnya tidak mengizinkan Meimeris dibawa karena selain penyakitnya butuh perawatan ekstra juga dikhawatirkan cukup berbahaya karena Tuberkolosis (TB) bisa menular.
Selain itu dana terhimpun juga belum cukup untuk membayar perobatan Meimeris yang menderita TB Paru sehingga terpaksa harus terus di rumah sakit tersebut.
Padahal, biaya perobatannya sudah membengkak terus hingga mencapai RM 20.000.
Oleh karena itu pula, perkumpulan Permai melalui ibu Puteri WN Malaysia yang sempat bertemu bapak gubernur beberapa waktu lalu di Kantor Gubsu dan di Pantai Cermin bersama rombongan kontraktor Malaysia bebera waktu lalu, mengharapkan bantuan Gubsu agar TKW bernasib malang itu bisa dipulangkan dan dirawat di kampung halamannya.
Nuraisyah menceritakan, Meimeris Tumanggor di Malaysia sejak tiga tahun yang lalu bekerja dengan seorang WN Malaysia keturunan India namun tidak pernah diberi gaji selama tiga tahun bekerja sampai Meimeris jatuh sakit.
“Anehnya bukan malah diobati tapi dibuang ke KJRI. Gaji dijanjikan WN Keturunan India itu baru diberikan bila Maimeris pulang ke Indonesia, saat dibuang ke KJRI maineris cuma diberi uang RM 1300,” ujar Nuraisyah.
Nuraisyah juga menjelaskan, Tumanggor bekerja di Malaysia atas jasa agen yang hingga saat ini menahan pasport dan surat surat penting milik Meimeris Tumanggor lainnya.
Mengingat kondisi Maimeris Tumanggor yang memprihatinkan itu, bu Nuraisyah mengharapkan bantuan Gubernur Edy Rahmayadi untuk bisa memberikan bantuan dan membawa pulang kembali Memeris ke Sumut.
“Kami khawatir bila tak diobati serius, penyakit Memeris bisa makin parah dan mengancam jiwanya. Tolong kami pak gubernur,” kata Nuraisyah lirih seraya berpesan melalui bu Puteri dengan harapan pesannya bisa dibaca pak gubernur untuk bisa membantu segera. (ril)