Thailand (pewarta.co) – Seorang pria yang berbulan-bulan melaut dikejutkan penyambutan istri, anak dan keluarga lainnya saat ia pulang ke rumahnya.
Alih-alih mendapat sambutan dari istri dan anak-anak karena sudah lama tidak pulang, pria ini malah membuat keluarganya ketakutan.
Pria bernama Sakorn Sachiwa asal Thailand pulang ke rumahnya setelah beberapa bulan berada di laut untuk menangkap ikan.
Komunikasi yang sulit membuat Sakorn tidak bisa mengabari keluarganya.
Yang membuat pria itu terkejut saat pulang ke rumah dia mendapati foto dirinya diantara tumpukan bunga dan sebuah kendi berisi abu jenazah.
Rupanya, Sakorn dinyatakan meninggal dunia kemudian keluarganya mengkremasi pria itu.
Dilansir dari laman viral4real, kejadian yang menimpa Sakorn bermula saat polisi mendapatkan informasi ada pria meninggal dunia di sebuah kontrakan.
Saat diperiksa, polisi menemukan identitas atas nama Sakorn.
Dan kejadian mengejutkan pun terjadi saat Sakorn pulang ke rumahnya di distrik Non Khun, Thailand.
Pria berusia 44 tahun itu bingung mengapa mereka terkejut melihatnya hidup-hidup.
Rupanya, mereka mengira dia telah meninggal-bahwa mereka bahkan mengkremasi mayatnya yang seharusnya.
Polisi di Thailand mengatakan kepada keluarga Sakorn Sachiwa bahwa dia telah meninggal dunia karena penyakit pencernaan.
Polisi mengatakan mereka menemukan identifikasi Sachiwa di tubuh.
Saat keluarga tersebut mengangkat jenazahnya, bersama dengan sertifikat kematian tanggal 21 Mei, sepupu Sachiwa, Nakornchai Pimklang, mengatakan sebelumnya seorang pejabat meragukan kalau yang meninggal adalah Sakorn.
Keraguan itu terlihat dari perbedaan gigi orang yang meninggal dengan Sakorn.
Sakorn memiliki dua gigi yang hilang.
Keluarga tersebut mengadakan ritual keagamaan selama tiga hari sebelum mengkremasi mayat tersebut.
Abu itu ditempatkan di stupa – sebuah gubuk pemakaman Buddha – di dekat rumah keluarga.
Ketika dia pulang ke keluarga yang terkejut, mereka merasa tidak percaya, bahkan ada yang menyentuhnya untuk memastikan dia benar-benar hidup.
Sachiwa mengatakan bahwa dia telah bekerja di sebuah kapal nelayan di bagian selatan negara ini sejak bulan Januari dan kartu identitasnya telah dicuri oleh seorang pekerja Burma. (red)