Surabaya (pewarta.co) – Bom di tiga gereja di Surabaya Jawa Timur membuat empat nyawa melayang. Selain itu ada pula 35 orang yang mengalami luka-luka akibat kejadian ini. Dua diantara korbannya adalah petugas Kepolisian yang kini dirawat di rumah sakit.
“Ada 33 yang masuk Rumah Sakit, 2 orang petugas polisi” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung, di depan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Jl Ngagel Madya Utaar, Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Frans menambahkan, dua petugas polisi tersebut dilarikan ke RS Dr Soetomo, Surabaya. Frans menyatakan data sementara yang didapatkan kepolisian ada 35 orang menjadi korban luka.
Sebelumnya, dia menyatakan ada 15 korban luka-luka akibat ledakan di tiga gereja ini. Frans menyatakan statement ini bersifat sementara. Perkembangan selanjutnya bakal segera dia sampaikan ke publik. Dia menyatakan Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan memberi keterangan di Markas Polda Metro Jaya.
Hingga saat ini, ada empat korban tewas akibat bom-bom ini. Salah satu koban tewas belum bisa diidentifikasi.
Ledakan bom pagi ini terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Jl Arjuna.
Salah satu di antara tiga serangan itu dilakukan ibu dan anak. Kedua pelaku meledakkan dirinya di depan halaman GKI Surabaya.
“Saya sempat melihat 2 orang anak dan ibunya datang membawa 2 tas,” kata satpam, Antonius kepada wartawan di lokasi, Minggu (13/4/2018).
Awalnya, petugas menghadang ibu tersebut di depan pagar halaman gereja sekitar pukul 07.45 WIB. Namun ibu itu tetap mencoba masuk. Tiba-tiba saja ibu itu memeluk petugas.
“Tiba-tiba meledak,” kata Antonius. (red)