Banda Aceh (Pewarta.co)-Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto, SH menerima audiensi Kepala Biro (Kabiro) Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Aceh, Azhari, S.Sos di ruangan kerjanya.
Pada kesempatan tersebut, Rabu, (30/10/2019), Azhari S.Sos menceritakan bahwa dirinya tidak asing lagi bagi Provinsi Aceh, karena ianya sudah sangat lama berada di Aceh.
Beberapa waktu lalu, ianya bertugas di Provinsi Jambi, dan saat ini sudah kembali ke tanah kelahirannya.
“Saya di sini sebagai Kepala Biro LKBN Antara Biro Aceh yang baru saja terpilih dan baru bertugas di provinsi Aceh. Kami juga memiliki Program dalam jurnalistik seperti Humas Polres Sabang, Polres Aceh Tengah dan Polres Aceh Barat, ini membuat profesional bagaimana humas menjadikan berita yang bagus dalam menyampaikan berita,” ujar Azhari.
Jika di Kantor berita Pusat, lanjut dijelaskannya, pihaknya juga bekerja sama dengan Mabes Polri. “Kami bekerja sama dengan Mabes Polri dan Mabes TNI, saling berbagi ilmu dengan kami, ini merupakan kerjasama yang baik dalam membagikan pengalaman,” jelas Azhari.
Selain itu, Azahari menyebutkan dirinya sudah eksis selama puluhan tahun di Aceh.
“Saya sudah eksis di Aceh sejak tahun 1997 dan terus berkembang sehingga memiliki kantor sendiri di kawasan Lampineung, Banda Aceh dan saya berharap, Kemitraan antara TNI dan Polri dengan masyarakat serta wartawan dapat dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang salah satunya seperti subuh berjamaah, ini dapat langsung berinteraksi dengan masyarakat,” sebutnya.
Sementara itu, Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Trisno Riyanto, SH mengatakan saya dalam berkomunikasi dan dalam kegiatan sudah terbiasa bertemu dengan para wartawan.
“Apa yang saya perbuat, pastinya akan sampai kepada masyarakat. Hal ini berkat bantuan dari pada wartawan yang saat ini sudah sangat membantu pihak kepolisian untuk menyampaikan berita dan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Dari sisi pemberitaan, kata Kapolres, harus dituliskan fakta-fakta yang sebenarnya.
“Di mana jangan salah menulis. Karena akan menjadikan sebuah polemik yang sangat berbahaya bagi Aceh tersendiri,” kata Trisno memungkasi. (ril)