Medan (Pewarta.co)-Guna mencapai target penyelesaian pengembangan proyek Lapangan Sidayu, PT Saka Energi Indonesia (PGN SAKA), anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di bidang hulu minyak dan gas bumi, melaksanakan tahap pemindahan Top Side Platform Sidayu ke atas kapal tongkang (load out).
Seremonial pelaksanaan Load Out Topside Platform Sidayu ini dihadiri onsite oleh Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Redy Ferryanto, jajaran komisaris dan manajemen PGN SAKA serta pemangku kepentingan terkait di Fabrikasi Gunanusa Banten dan disaksikan secara daring oleh pejabat SKK Migas dan Ditjen Migas.
Dengan mulai dilaksanakannya load out, overall progress proyek pengembangan Lapangan Sidayu telah mencapai 91%.
Rencana sail away kedua platform akan dilaksanakan pada akhir November 2020. Diikuti dengan instalasi jacket dan Topside WHP-D, kemudian WHP-C yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2020.
Selanjutnya akan dilakukan pengeboran tiga sumur, yaitu dua sumur re-entry dan satu sumur pengembangan baru. Dengan begitu, keseluruhan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai kontraktual.
Sesuai dengan persetujuan Plan of Development (POD), pengembangan Lapangan Sidayu terdiri dari pembangunan dua wellhead platform, yaitu Well-Head Platform C (WHP C) dan Well-Head Platform D (WHP D), production pipeline dan gas lift pipeline. PGN Saka bekerja sama dengan rekanan yang telah ditunjuk untuk mengerjakan pembangunan platform dan pipeline ini.
Pjs Direktur Utama PGN Saka, Susmono Soetrisno, mengutarakan initial production dari Lapangan Sidayu ini diharapkan mencapai sekitar 7.000 BOPD untuk minyak dan sekitar 3,9 MMSCFD untuk gas dari 3 sumur produksi.
“Rencananya, produksi dari Lapangan Sidayu tersebut akan terhubung dengan fasilitas produksi yang ada melalui pipa bawah laut,” ungkapnya dalam keterangan tertulis diterima pewarta.co, Jumat (13/11/2020).
Pengembangan proyek ini merupakan bentuk kontribusi PGN Saka dalam memenuhi pasokan energi untuk Indonesia ditengah Pandemi Covid-19 dan fluktuatifnya harga minyaik yang cenderung menurun. Komitmen dalam mengejar efektivitas dan efisiensi pelaksanaan proyek diwujudkan dalam percepatan penyelesaian proyek lima bulan lebih cepat dari target awal.
“Dengan demikian, target first oil Lapangan Sidayu akan dilakasanakan pada pertengahan tahun 2021,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto mengungkapkan, pada prinsipnya PGN senantiasa terus mendorong anak perusahaan hulu, PGN SAKA, untuk meningkatkan produksi sembari berupaya mendapatkan sumber-sumber migas lain.
“Kami bersyukur bahwa pada tahun 2019 PGN SAKA berhasil mendapatkan perpanjangan pengelolaan Wilayah Kerja Pangkah. Pengembangan dan pengelolaan Lapangan Sidayu dapat menjadi milestone baru dalam menopang kebutuhan minyak dan gas bumi untuk ketahanan energi domestik,” katanya.
Dia menyebutkan, khususnya di area Jawa Timur, PGN SAKA memiliki kewajiban untuk menyuplai gas ke PJB Jawa Timur dengan volume optimum yang dihasilkan oleh Lapangan-Lapangan di Blok Pangkah.
Redy menyatakan, produksi di Lapangan Sidayu juga turut berperan dalam membantu pemerintah mengejar target produksi satu juta barel per hari (BOPD). Dalam menjalankan peran sebagai Subholding Gas dan bagian dari PT Pertamina (Persero), PGN berkomitmen menjadi bagian dari solusi nyata untuk berkontribusi dalam pemenuhan energi nasional dari hulu ke hilir khususnya dalam pemanfaatan gas bumi.
“Optimalisasi potensi gas bumi nasional dilakukan demi mewujudkan rencana besar yaitu kemandirian dan kedaulatan energi nasional, sehingga akan mampu memberikan benefit yang berkelanjutan untuk roda perekonomian Indonesia,” tutup Redy.
Saat ini, PGN SAKA mengelola 10 Wilayah Kerja (WK) di Indonesia dan satu blok Shale Gas di Lapangan Fasken, Texas-Amerika Serikat. Pengelolaan di 6 WK sebagai operator dengan kepemilikan 100% hak partisipasi di WK Pangkah, South Sesulu, Wokam II, Pekawai, West Yamdena, dan Muriah. (gusti)