Medan (Pewarta.co) – Persoalan jalan rusak dan sampah hingga kini masih menjadi keluhan warga Kota Medan. Seperti dalam pelaksanaan Reses I Masa Sidang I Tahun 2019 Anggota DPRD Kota Medan, Edward Hutabarat di mana warga yang hadir mengeluhkan jalan rusak dan persoalan sampah.
Dalam reses yang digelar di Jalan Jangka Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Sabtu (21/12/19) dan dihadiri Perwakilan Dinas PU Medan, Perwakilan Disdukcapil, Sekretaris Camat Medan Petisah, Lurah Sei Putih Barat Deni Mukhtar dan ratusan warga ini, terungkap warga Kelurahan Sei Agul merasa resah dengan keberadaan sampah di daerahnya yang menjadi penyebab banjir, khususnya sampah di Jalan Pengayoman. “Hujan lebih setengah jam pasti banjir. Di situ sering sampah dibuang ke parit, sementara paritnya kecil. Kami butuh perhatian dinas terkait untuk mengatasi masalah ini,” kata salah seorang warga Sei Agul yang hadir.
Begitu juga keluhan tentang jalan rusak, Situmorang warga Jalan Batu Tulis Kelurahan Sei Putih Barat mempertanyakan kapan jalan di tempat tinggalnya diaspal. Pasalnya, jalan tersebut sudah rusak bertahun-tahun, namun hingga kini belum diaspal.
Keluhan serupa juga dilontarkan H Nababan warga Jalan Perkutut Keluraha Helvetia Tengah yang menyebut jalan di wiliayahnya itu hancur lebur dan berlubang. Hal ini juga dipicu adanya pembangunan rumah yang pemiliknya tidak perduli dengan kondisi jalan itu, dan malah memperparahnya. Selain itu di jalan terlalu banyak marka polisi tidur yang tambah menyulitkan warga berlalu-lalang di jalan.
Menanggapi keluhan warga tersebut, anggota DPRD Kota Medan, Edward Hutabarat menyesalkan hingga kini persoalan jalan rusak dan sampah masih menjadi keluhan di program reses. Karenanya, dia mendesak Dinas PU agar segera mengaspal Jalan Batu Tulis dan Jalan Perkutut. Menurutnya, persoalan jalan rusak ini sangat urgen, karena bila jalannya rusak akan membahayakan keselamatan warga, khususnya pengendara kendaraan. “Jadi mohon supaya Dinas PU memperhatikan masalah ini dengan melakukan pengaspalan jalan yang sudah masuk kriteria hancur parah,” katanya.
Dia juga mengatakan dinas PU jangan tebang pilih dalam melakukan pengaspalan jalan, di mana yang sebenarnya butuh pengaspalan yakni jalanan di pinggiran Kota Medan. “Kalau sekarang jalan yang di tengah kota saja yang berulang kali di aspal, sementara jalan pinggiran tidak tersentuh pengaspalan. Jadi sebaiknya jangan ada tebang pilih dalam pemerataan pembangunan infrastruktur,” sebutnya.
Terkait masalah sampah, politisi PDI Perjuangan ini mengatakan mengatasi permasalahan drainase harus ada kerjasama dengan masyarakat, khususnya tidak membuang sampah di parit.
Karenanya, dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan karena sudah ada perdanya yang mengatur dimana kalau kedapatan buang sampah sembarangan akan kena sanksi sesuai aturan di perda. (Dik/red)