Medan (PewartaCo) – Bintara Pembina Desa (Babinsa) sebagai garda terdepan TNI AD yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, memiliki peran strategis untuk membumikan kembali ideologi Pancasila kepada seluruh elemen masyarakat, sehingga tidak pudar apalagi hilang ditelan pengaruh globalisasi.
Hal ini merupakan esensi dari pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Babinsa yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama Mabes TNI AD di Four Point Hotel Medan, Jln Gatot Subroto, Selasa (5/11/2019).
Diklat yang dilangsungkan hingga Jumat (8/11/2019) mendatang, diikuti tak kurang dari 100 Babinsa yang berasal dari seluruh Kodam di jajaran TNI AD.
Kegiatan dibuka Plt Kepala BPIP, Prof Dr Hariyono, MPd dengan didampingi Pangdam I/BB, Mayjen TNI MS Fadhilah, Waaster Kasad, Brigjen TNI Gathut Setyo Utomo, SIP, Deputi Bidang Diklat BPIP, Dr Beby Siti Salamah, MPsi, dan Plt Direktur Penyelenggaraan Diklat BPIP, Kolonel Kav Marsudi Sarwono, SH, MSi (Han).
Dalam sambutannya, Pangdam I/BB mengucapkan terima kasih kepada BPIP dan Mabesad yang telah mempercayakan Kodam I/BB sebagai tempat pertama diselenggarakannya Diklat Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Babinsa seluruh Indonesia.
“Ini kehormatan bagi Kodam I/BB. Karenanya, saya berharap kepada seluruh Babinsa yang menjadi peserta diklat untuk memahami betul materi yang dilatihkan selama empat hari ini,” terang Pangdam.
Mayjen Fadhilah mengingatkan, Babinsa adalah garda terdepan TNI AD yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karena alasan itulah Babinsa dipilih untuk mengikuti diklat ini, sehingga bisa mewariskan Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa kepada generasi berikutnya.
“Sekali lagi, pahami betul materi yang diberikan, agar kita semua mempunyai pemahaman yang kuat untuk disemai kembali ke elemen masyarakat. Dan perlu diingat, pemahaman ideologi Pancasila harus dimunculkan dari diri pribadi, sebelum ditularkan kepada masyarakat luas,” urai jenderal dua bintang lulusan Akmil 1988 itu.
Hal senada disampaikan Waaster Kasad, Brigjen TNI Gathut Setyo, SIP. Ia mengingatkan para Babinsa untuk tidak melakukan kesalahan selama pelaksanaan diklat.
“Kalau ada yang berbuat salah, dia akan saya rekomendasikan bergabung dalam Satgas Teritorial Papua. Karena, kita masih membutuhkan 1.400 personil lagi untuk penguatan di Papua,” jelasnya.
Brigjen Gathut membenarkan apa yang ditegaskan Pangdam I/BB, Mayjen TNI MS Fadhilah, bahwa Babinsa merupakan ujung tombak untuk membumikan Pancasila ke elemen masyarakat.
“Bagaimana Babinsa bisa memberikan pengetahuan ke warga kalau tidak belajar. Makanya, manfaatkan momentum ini untuk menggali sebanyak-banyaknya materi tentang Pancasila,” terangnya.
Brigjen Gathut juga mengingatkan pada Babinsa peserta Diklat untuk terus membekali pengetahuan tentang teknologi. Hal ini penting agar Babinsa bisa mengantisipasi warga binaannya terpapar ideologi lain. “Lakukan terus pendekatan kepada warga dengan cara-cara yang humanis, sehingga kemanunggalan TNI-Rakyat semakin kokoh,”
tandasnya.
Sementara, Plt Kepala BPIP, Prof Dr Hariyono, MPd menegaskan, tantangan bagi Babinsa saat ini adalah bukan perang fisik, tetapi perang non fisik.
Babinsa yang setiap hari hidup dan bersama dengan masyarakat, menjadi pilihan BPIP sebagai sasaran pertama di lingkungan TNI AD dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pembinaan ideologi Pancasila.
“Karena itu, saya harapkan selesai diklat ini, Pancasila bukan berhenti ditataran pidato atau diskusi dalam ruangan, tetapi harus dikembangkan ke seluruh elemen masyarakat. Sebab, Babinsa yang mengikuti diklat ini tidak hanya mampu berperang secara fisik, tetapi juga mampu melakukan perang secara pikiran untuk membumikan Pancasila di seluruh elemen masyarakat nusantara ini,” tegasnya.
Tampak hadir di acara, antara lain Aster Kasdam I/BB, Kolonel Inf Parluhutan Marpaung, serta Pabandya Kodam I/BB, Letkol Kav Fery Lahe. (AVID)