Medan (Pewarta.co)-Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Utara (Sumut) mengimbau warga masyarakat Sumut menjaga kondusifitas menjelang pelantikan Presiden.
Imbauan tersebut disampaikan Ketua Departemen Kebijakan Publik KAMMI SUMUT, Wira Putra menjawab wartawan di Sekretariat Pengurus Wilayah KAMMI SUMUT, Kamis (17/10/2019) menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Terpilih 2019 yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober 2019 mendatang.
Demisioner Presiden Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) itu juga mengimbau untuk menjaga pelantikan karena seluruh rangkaian panjang proses Pemilu sudah dilalui secara konstitusional dan hal tersebut sudah sesuai keputusan konstitusi dalam undang-undang yang telah diputuskan oleh KPU.
“Saya, selaku Ketua Departemen Kebijakan Publik PW KAMMI SUMUT bersama jajaran pengurus dan anggota mengajak seluruh warga Sumut untuk menjaga kondusifitas, kita sambut pelantikan Presiden pada tanggal 20 Oktober nanti, dengan penuh suka cita dan mempererat kebersamaan kita. Presiden dan Wakil Presiden sudah dipilih melalui proses yang sangat panjang, menghabiskan anggaran Triliunan Rupiah, maka sudah seharusnya kita menjadikan momentum Pelantikan Presiden ini sebagai momentum untuk menghidupkan kembali cita-cita bangsa Indonesia yang dulu pernah ada untuk mensejahterakan seluruh masyarakatnya,” imbaunya.
Koordinator Daerah Sumatera Utara BEM Seluruh Indonesia 2018 itu pun berpesan, tugas mahasiswa dan masyarakat sebagai kontrol sosial atas kebijakan pemerintah ke depan juga harus ditingkatkan agar pemerintahan dapat berjalan dengan baik, namun tugas kita itu bukan pada tataran membuat suasana yang tidak kondusif pada pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, melakukan aksi anarkis, kegiatan yang meneror dan radikal.
“Mahasiswa dan masyarakat adalah sosial kontrol bagi perjalanan pemerintahan yang baik dan tugas itu tidak boleh hilang demi kemajuan bangsa. Namun tugas kita bukan pada posisi mengganggu ketertiban umum saat pelantikan presiden berlangsung. Karena akan banyak dampak yang terjadi baik dari segi keamanan maupun perekonomian ketika kondusifitas pelantikan presiden ini tidak mampu kita jaga dan sukseskan bersama. Aksi anarkisme dan terorisme juga tak layak menjadi sebuah kegiatan yang harus kita sanjung karena itu tak pernah diajarkan oleh agama manapun,” pungkasnya. (ril)