Asahan (Pewarta.co)-Polres Asahan memgamankan dua orang penyusup yang diduga provokator dalam aksi mahasiswa di Kantor DPRD Asahan, Provinsi Sumatera Utara.
Keduanya diamankan saat menyusup di antara massa mahasiswa yang sedang melakukan orasi di kantor DPRD Asahan pada hari Kamis, 26 September 2019.
Salah satu di antaranya sengaja mencukur rambut bagian belakang sehingga membentuk tulisan ‘Polisi Keparat’.
Saat dimintai keterangan di Polres Asahan, kedua pemuda yang diketahui bernama Aflian Erlangga dan Muhammad Azhar ini mengaku bukan merupakan mahasiswa dan warga Kabupaten Asahan, melainkan berasal dari Kota Binjai dan Tanjungbalai.
“Saat melakukan pengamanan unjuk rasa, Polres Asahan juga mengantisipasi adanya penyusup yang masuk kedalam barisan mahasiswa. Seorang tersangka yang bernama Azhar membuat ujaran kebencian, baik melalui potongan rambutnya dan di media sosial. Pelaku mengaku melakukan hal tersebut karena ketidaksukaan dirinya terhadap Institusi Polri serta untuk berjihad. Sementara tersangka Alfian juga ikut menyebarkan ujaran kebencian di media sosial,” ungkap Kapolres Asahan, AKBP Faisal F.m Napitupulu SIK MH didampingi para pejabat utama Polres Asahan dalam siaran persnya di Mapolres Asahan, Jumat (27/9/2019).
Dari kedua tersangka, lanjut dijelaskan Faisal, disita satu unit handphone dan beberapa lembar screenshot postingan media sosial.
“Keduanya akan di jerat dengan Pasal 45 A ayat (2) UU RI nomor 19 tahun 2016 tentan perubahan atas UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 6 tahun,” jelasnya.
Sementara itu, pada hari Jumat 27 September 2019 siang, 39 orang pelajar diamankan petugas Kepolisian Resor Asahan dari sejumlah lokasi di Kota Kisaran.
Para pelajar dari berbagai sekolah menengah atas ini dijaring petugas saat sedang berkumpul dan diduga hendak ikut aksi demo Mahasiswa.
Saat dimintai keterangan di Polres Asahan, para pelajar ini mengaku hanya ikut ikutan aksi demo.
Mereka mengaku terpengaruh ajakan untuk ikut unjuk rasa dari Media Sosial.
“Dari 39 orang pelajar ini mayoritas sedang bolos sekolah dan berkumpul di beberapa lokasi di kota Kisaran. Para pelajar ini berasal dari Kabupaten Asahan dan kota Tanjungbalai. Mereka juga membuat sejumlah poster yang berisi pesan yang tidak sesuai etika,” papar Faisal.
Para pelajar ini, lanjut Kapolres, merupakan korban berita bohong atau hoaks dari Media Sosial, sehingga mudah diajak oleh oknum-oknum tertentu untuk ikut melakukan aksi demo.
Usai dilakukan pendataan dan pembinaan, para pelajar ini akan dikembalikan kepada pihak sekolah serta keluarga masing masing.
“Tolong sama-sama kita mengawasi dan menjaga anak-anak kita. Jangan sampai mereka tersesat dengan informasi-informasi yang tidak benar atau hoax. Karena di era digitalisasi sekarang ini, berita hoaks mudah disebar melalui media sosial,” pesan orang nomor satu di Polres Asahan tersebut. (ril/rks)