Medan (pewarta.co) – Ratusan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Medan menertibkan kembali aset milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan, Gedung Het Warenhuis yang terletak di simpang tiga Jalan Ahmad Yani VII-Jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Jumat (9/8/2019).
Penertiban itu berlangsung lancar tanpa perlawanan fisik dari warga yang menduduki bangunan itu, meski ada sedikit protes.
“Kami enggak ada dapat pemberitahuan apa pun. Yang kami dapat, cuma dibilang akan ditertibkan hari senin nanti, pas penertiban pertama mereka waktu hari Selasa (6/8/2019) kemarin,” ungkap Muliati (38) yang mengaku telah mendiami lokasi sekitar, tepat di belakang Gedung Het Warenhuis selama hampir 40 tahun.
Sembari menahan tangis, Muliati mengatakan, dahulu, orang tuanya menempati lokasi itu karena mengira bangunan tersebut bukan milik Pemko Medan. Selama puluhan tahun tanah itu mereka tempati tanpa mengetahui status tanah tersebut. Saking lamanya, ayah dan ibu Muliati hingga melahirkan delapan orang anak.
“Yang saya tahu, ini kan’ tanah milik (orang) cina,” sembari menyebutkan jika dirinya lahir di lokasi itu.
Kini Muliati mendiami lokasi itu bersama anak laki-laki dan perempuannya, juga adik perempuannya.
Selain Muliati, ada juga Marzuki Piliang (47) yang ikut tergusur. Di dalam gedung itu, Zuki, panggilan akrabnya, tinggal bersama 13 orang keluarganya.
Ia menyayangkan hal itu, sebab harus tergusur saat sebelum mendekati hari perayaan Idul Adha.
“Sedihnya kami, sejak tahun 2000 kami sudah tinggal di sini, dan mau lebaran malah kena husir,” sebut pria berkepala plontos itu.
Di hadapan wartawan, Zuki mengaku, sedikit pun pemerintah tidak memberikan ultimatum secara langsung kepada dirinya. Bahkan, kompensasi pun juga tak Ia dapatkan.
“Surat pemberitahuan tidak sampai ke tangan saya. Mulai dari penertiban pertama, sampai sekarang enggak ada saya lihat isi suratnya. Kompensasi pun enggak pernah saya dapat. Kalau nampak aku, ku tabok dia itu,” aku Zuki seraya mengatakan memiliki tanggungjawab untuk menguliahkan keempat anaknya di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
Saat disinggung mengenai perpindahannya, Zuki menegaskan, tidak akan membawa keluarganya untuk tinggal di wilayah pinggiran sungai. Zuki tampak tegar, dan tetap optimis akan memberikan tempat terbaik bagi keluarganya.
“Meski saya digusur, saya tidak akan tinggal di titi kolong,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Satpol-PP Medan Rahmat Harahap membenarkan peristiwa penggusuran itu. Bahkan Rahmat mengungkapkan hasil dialognya bersama warga.
Rahmat juga menyampaikan, solusi relokasi bagi puluhan warga itu bukan kebijakan.
“Ya mereka tadi memang masih bingung setelah ini mau tinggal di mana. Tetapi saya enggak bisa beri solusi. Tugas kami hanya menertibkan,” ujar Rahmat usai melakukan kegiatan.
Juga, personel Satpol-PP Medan berpangkat melati tiga itu mengatakan, belum mengetahui secara pasti mengenai alih fungsi bangunan bekas supermarket pertama di era kolonial Belanda. Namun, dirinya berasumsi, Het Warenhuis nantinya akan dijadikan sebagai gedung pelayanan masyarakat.
“Kita belum tahu mau digunakan untuk apa, ya mungkin untuk pelayanan masyarakat bisa juga. Tapi yang jelas setelah dikosongkan, ini akan dipagar seng terlebih dahulu,” jelas Rahmat. (DBS/red)