Medan (Pewarta.co) – Keluhan M Gultom, pemilik usaha pembibitan ikan nila di Desa Hurase, Kecamatan Batang Angkola, Tapanuli Selatan direspon Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.
Menurut Gubernur Edy, permintaan untuk dibantu oleh pengusaha pembibitan ikan nila tersebut sangat wajar dalam upaya mememuhi ketersediaan bibit ikan nila bagi masyarakat Sumut.
“Saya setuju,” kata Edy sambil memanggil Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumut, Mulyadi Simatupang, saat diberitahu wartawan bahwa ada pengusaha bibit ikan nila yang membutuhkan bantuan pakan, Selasa (12/04/2022).
“Mana Mulyadi, perikanan, perikanan gini-gini, ini yang ditampung. Eh kau tampung ini,” sambung Edy Rahmayadi, mantan Pangkostrad itu.
Namun, dikarenakan Mulyadi sedang tidak berada dilokasi itu. Sehingga Edy meminta Kadis Ketahanan Pangan dan Holtikultura, Bahruddin, agar menampung keluhan pengusaha soal bibit ikan nila.
“Kau pertanian ini ada soal perikanan ada saran, Kirim-kirim. Suruh tindak lanjutin, ini masalah bibit ikan nila,” ungkap Edy.
Ia juga mengamini banyak masyarakat Sumut membeli bibit ikan nila ke Sumbar. Bahkan ia sendiri juga kesulitan “Saya juga belinya dari Padang sana. Memang benar, kalau kita bisa menyemai sendiri kenapa tidak gitu. Saya sangat setuju itu,” pungkasnya.
Sebelumnya M Gultom saat ditemui wartawan di lokasi pembibitan ikan nila di Desa Hurase, Senin (04/04/2022), mengeluhkan kesulitan untuk menyuplai bibit ikan nila kepada masyarakat Sumut karena kekurangan pakan.
Terlebih karena terimbas pandemi covid-19, Gultom mengaku kewalahan memenuhi permintaan bibit ikan nila. Sehingga tidak heran, katanya, jika masyarakat Sumut membeli bibit dari Sumatera Barat.
Hal itu dikarenakan masih minim sekali peternak di Sumut hang menggiatkan produksi bibit ikan nila. “Kalau hitungan kita per tahun, ada puluhan miliar uang warga Sumut ke luar, ke Sumbar, beli bibit,” ungkap Gultom.
Perairan Danau Toba sendiri, terang Gultom, tidak cocok untuk pembibitan ikan nila. “Secara ilmiah kami nggak taulah nerangkan, tapi mungkin karena air Danau Toba dingin, sehingga gitu lahir ikan nilanya, kan ribuan itu, yang jadi hanya sedikit, lainnya mati,” sebutnya.
Lebih lanjut Gultom menegaskan komitmennya untuk terus memproduksi bibit ikan nila ke pertenak Sumut. Namun ia kini tak bisa berbuat banyak karena terimbas pandemi.
“Pernah terpikir mau berhenti sementara, tapi gagal karena banyak yang datang beli nila. Kasihan juga. Sementara mau lanjut terus, tak bisa berbuat banyak, modalnya pas-pasan, dan produksi pun pas-pasan juga,” sebutnya.
Gultom pun mengeluhkan tidak adanya perhatian pemerintah. Sementara yang paling dibutuhkannya adalah pakan (makanan) nila.
“Kami beratnya di situ. Tak sanggup memberi bibit-bibit ikan nila ini makan. Kami kekurangan pakan. Sehingga memang sangat perlu bantuan pakan,” keluh Gultom.
Ia pun berharap baik dari provinsi ataupun kabupaten atau darimana pun, bisa membantu pihaknya menyediakan pakan. “Kami pikir salah satu wujud Sumut yang bermatabat itu ya dengan membantu kita-kita ini,” sebut Gultom berharap.
Teks foto: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, merespon keluhan pemilik usaha pembibitan ikan nila. Ia menginstruksikan Kadis Perikanan Sumut segera memberi perhatian (red)