Medan (Pewarta.co) – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FK UMSU) menggelar prosesi yudisium dan janji dokter muda program studi pendidikan kedokteran angkatan ke-21. Prosesi ini dilaksanakan secara langsung di Aula FK UMSU – Jl. Gedung Arca Medan, Sabtu (12/3/2022) lalu.
Berdasarkan surat keputusan yang dibacakan Wakil Dekan I FK UMSU Dr. dr. Nurfadly, MKT ditetapkan 65 mahasiswa program sarjana kedokteran, melalui hasil evaluasi dinyatakan lulus dan berhak untuk melaksanakan janji dokter muda.
Dalam melaksanakan janji dokter, seluruh mahasiswa yang diyudisium secara langsung maupun daring melafalkan janji sebagai dokter muda bahwa akan mentaatikepada semua ketentuan, perturan dan tata tertib yang berlaku di dunia kedokteran.
Tidak hanya itu, mereka dalam janjinya juga akan terus belajar dan menjaga kesehatan diri seta yang terpenting adalah mempelajari, menghayati dan mengamalkan kode etik kedokteran Indonesia dalam setiap kegiatan.
WR I Prof. Dr. Muhammad Arifin, M.Hum yang turut hadir berharap kepada seluruh mahasiswa kedokteran agar tidak mudah merasa puas dan bangga, sebab prosesi yang dilakukan hari ini bukanlah akhir dari pendidikan kedokteran.
“Pada satu fase hari ini sudah selesai terkait teori-teori di bangku perkuliahan, di lihat dari masa studinya tidak mengecewekan tapi membanggakan. Hal yang sama juga harus ananda sekalian dilakukan di fase berikutnya yaitu fase profesi yang lebih berat untuk menjadi praktisi,” kata Prof. Arifin.
Ia berpesan dalam menjalankan fase menjadi co-assisten dokter (coas) atau Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) tidak hanya menonjolkan hardskill namun juga perlu memperhatikan softskill.
“Kita harus pandai mengambil hati dan empati senior dan pasien kita saat menjalani P3D. Kita harus kuat, kalau bisa melakukan yang terbaik itu sangat bagus tapi jangan pernah menggurui,” pesan Prof. Arifin.
Pesan dan harapan yang sama juga disampaikan oleh Kepala RSUD Deli Serdang dr. Hanip Fahri, SipKJ bahwa menjalankan Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) tidaklah mudah, maka dibutuhkan komunikasi yang baik dari mahasiswa.
“Hari ini, kita membangun peradaban baru, dokter-bokter muda yang akan kita letakan dan selanjutnya akan diberikan ke masyarakat sebagai mahasiswa unggulan lahir dari UMSU. Ingat hampir dua tahun nanti ananda sekalian berjuang di rumah-rumah sakit pendidikan, tentu bukanlah hal yang mudah, maka ananda harus bisa berkomunikasi dan konsultasi sehingga tidak ada hambatan,” ujar dr. Hanip.
Dekan FK UMSU Dr. Siti Masliana Siregar, Sp. THT-KL(K) juga sepakat terkait persiapan-persiapan yang perlu dilakukan dalam menjalankan fase berikutnya.
Ia menyoroti beberapa mahasiswa yang melakukan coas atau P3D masih belum menjalankan tugasnya secara maksimal. Hal tersebut telah menjadi bahan diskusi dan evaluasi untuk mengoptimalkan kegiatan coas agar mahasiswa sebagai calon dokter bisa menjadi dokter profesional setelah menyelesaikan pendidikan.
“Hari ini bukan untuk ajang membuang toga dan bersorak berlebihan, karena ini masih pertengahan jalan untuk menuju gelar dokter di depan nama. Jangan berfikir bahwa ini sudah selesai karena ini hanya mengangkan gelar S.Ked belum mendapatkan gelar dokter. Masih banyak persiapan-persiapan yang harus disiapkan yaitu empat semester ke depan ada yang harus dilalui, pesan dekan FK UMSU. (gusti/red)