Medan (Pewarta.Co) – Biaya visum di Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra Medika Amplas dinilai cukup mahal. Mahalnya harga visum tersebut disebabkan oleh permainan yang sengaja dilakukan oleh beberapa oknum pegawai bagian administrasi rumah sakit tersebut untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Untuk itu, direktur maupun pihak management RSU Mitra Medika Amplas perlu mengevaluasi kinerja pegawai bagian administrasinya yang telah menyalahi aturan biaya visum yang sudah ditetapkan pihak management RSU Mitra Medika Amplas dan juga telah melanggar Peraturan Daerah (Perda).
Minggu(19/12).
Erika Smith, salah satu warga Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, merasa dirugikan dengan mahalnya biaya visum di RSU Mitra Medika Amplas.
Erika merupakan kakak korban pengeroyokan, yang membutuhkan hasil visum dokter untuk melengkapi laporan kepolisian di Polsek Patumbak atas kasus pengeroyokan yang dialami adiknya.
Erika mengatakan, sebelum dilakukan visum pada Sabtu sore (18/12), dirinya bertanya ke bagian administrasi rumah sakit tersebut. Herannya, saat bertanya harga visum, beberapa oknum pegawai bagian administrasi tersebut menjawab dengan harga yang berbeda – beda. Sehingga harga yang disampaikan oleh oknum pegawai administrasi tersebut mencapai Rp, 480.000 belum termasuk biaya dokternya. Sedangkan untuk biaya dokternya, Erika harus lagi menambah Rp.125.000. Akhirnya, Erika dan adiknya pun tidak jadi visum karena tak mampu dengan harga mahal yang ditetapkan pegawai administrasi rumah sakit tersebut.
Menurut Erika, besarnya biaya visum ini telah menghambat proses laporannya dalam kasus penganiayaan adiknya di Polsek Patumbak. Sebab, bukti visum syarat yang harus dimasukkan untuk melengkapi bukti laporannya,” ungkapnya kepada Pewarta.Co.
“Saya meminta kepada direktur dan management RSU Mitra Medika Amplas untuk menindak anggotanya yang nakal. Sebab, jika dibiarkan akan dapat mencoreng nama baik rumah sakit tersebut. Apalagi harga yang ditetapkan pegawai – pegawai tersebut sudah menyalahi aturan Perda.
Jika pembiaran, hal ini akan menghambat kepada masyarakat kecil untuk melengkapi syarat laporannya ke Kepolisian. Sedangkan saya yang ingin menuntut keadilan atas kasus pengeroyokan adik saya, harus membayar mahal untuk mendapat hasil visum dokter. “Kita ini korban yang ingin mencari keadilan, tetapi justru dipersulit dan dibebani harga visum yang mahal,” kesal Erika.
Humas RSU Mitra Sejati Amplas, saat di konfirmasi Pewarta.Co melalui pesan WhatsApp-nya mengatakan belum mengetahui permasalahan ini. Ia pun berjanji akan mencari tahu dan menindak pegawainya tersebut bila ada melakukan kesalahan.
Saat ditanya Pewarta.Co tentang harga visum sebenarnya yang ditetapkan di RSU Mitra Medika, lewat pesan WhatsApp-nya humas rumah sakit itu menjelaskan jika harga visum hanya sebesar Rp,350.000.
Lalu, humas tersebut pun menyampaikan permohonan maafnya atas adanya kesalahan dari pegawai bagian administrasinya dan berjanji akan menindak pegawainya yang melakukan kesalahan tersebut.
Mengetahui harga visum yang diberitahukan Humas RSU Mitra Medika sebesar Rp,350.000. Akhirnya, Erika pun membawa adiknya kembali untuk melakukan visum pada Minggu siang tadi di rumah sakit tersebut agar dapat memenuhi syarat untuk laporannya di Polsek Patumbak.
(Sandi/red)