Pekanbaru (Pewarta.co)-Prof Dr Syafrinaldi SH MCL dilantik sebagai Rektor Universitas Islam Riau (UIR) periode 2021-2025, Kamis (1/7/2021) pagi.
Ini merupakan periode kedua Syafrinaldi memimpin UIR.
Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dipimpin langsung Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Dr Nurman di Auditorium Kampus UIR jalan Kaharuddin Nasution, Perhentian Marpoyan, Pekanbaru.
Pelantikan berlangsung hybrid, sebagian undangan menyaksikan acara secara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, sedangkan sebagian lagi menyaksikan melalui daring dan disiarkan live di media sosial.
Dalam sambutannya Prof Syafrinaldi menyampaikan memohon dukungan dan bantuan semua pihak dalam menjalankan amanah sebagai Rektor UIR periode 2021-2025.
“Sumpah dan janji jabatan sudah dibacakan dengan jelas. Mudah-mudahan apa yang saya ucapkan tadi dapat saya laksanakan dengan sebaiknya dan seikhlasnya,” kata rektor.
Ia mengatakan sampai hari ini Indonesia dan semua negara di dunia masih dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Bahkan kondisinya semakin mengkhawatirkan karena adanya varian-varian baru Covid-19. Hal ini sudah berlangsung selama tiga semester.
Rektor menyadari melaksanakan tugas di masa pandemi bukan hal yang mudah, apalagi banyak aturan-aturan yang dibuat pemerintah. Namun demikian Syafrinaldi mengatakan UIR tetap bisa menorehkan berbagai prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Seperti UIR berada di peringkat 72 dari 4000 universitas di Indonesia. Bahkan UIR akan menjadi universitas pertama di Sumatera yang akan terakreditasi internasional.
“Tak hanya itu, salah satu capaian besar yang kita raih adalah telah diberikannya izin bagi UIR membuka S3 Ilmu Hukum. Ini adalah izin pertama diberikan kepada universitas di pulau Sumatera,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Syafrinaldi juga mengajak semua pihak dan unsur untuk bersama-sama merapatkan barisan dalam membawa ‘kapal’ besar bernama UIR untuk menjadi lebih maju.
Sementara itu, Ketua Umum YLPI Dr Nurman, dalam sambutannya mengatakan sejak UIR berdiri tahun 1962 telah ada 5 orang rektor memimpin kampus ini. Di mulai dari rektor pertama Rawi Kunin, dilanjutkan dengan Prof Tengku Dahril, Prof Hasan Basri Jumin, Prof Detri Karya, dan Prof Syafrinaldi.
Kepada Syafrinaldi yang baru dilantik Nurman berpesan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan berbagai prestasi yang dibuat pada periode sebelumnya yakni 2017-2021 sehingga UIR ke depan akan makin maju lagi.
“Hari ini UIR memiliki Rektor yang visioner, dapat sama-sama kita lihat bagaimana perubahan yang cukup signifikan pada kampus kebanggaan kita ini. Karena itu YLPI Riau yakin rektor akan mampu mencari para wakilnya yang akan dapat mendukung mewujudkan visi UIR 2041 yakni menjadi Universitas Islam Berkelas Dunia Berbasis Iman dan Takwa,” katanya.
Prof Syafrinaldi kembali terpilih sebagai Rektor UIR masa bakti 2021-2025 setelah unggul dalam pemungutan suara pada Jum’at 23 April 2021 lalu. Ia meraih 22 dari 43 surat suara sah dan calon lainnya Dr Ir Ujang Paman Ismail MAgr meraih 21 suara. Sedangkan 1 suara abstain.
Syafrinaldi merupakan Guru Besar Fakultas Hukum UIR. Sebelum menjabat rektor pada periode pertamanya Syafrinaldi menjabat dekan di fakultas tersebut.
Guru Besar dalam bidang Hak Milik Intelektual dan Hukum Internasional, itu merupakan kelahiran Pekanbaru, 28 November 1963. Ia alumni S1 Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang (1988), dan melanjutkan pendidikan Pascasarjana (S2) Bidang Hukum Laut Internasional dari Faculty of Law, Delhi University, India (1993). Sedangkan gelar doktornya diraih di Universitaet der Bundeswehr Muenchen, Jerman (2000).
Masa kanak-kanak dihabiskan suami Hj Yusnidar itu di Pekanbaru. Sekolah di TK Aisyiyah Pekanbaru (1977), SDN 24 Pekanbaru (1980), SMPN 7 Pekanbaru (1983), dan SMAN 2 Pekanbaru (1988).
Ayah dari Rani Fadhila dan M Rafi itu juga menguasai dua bahasa asing yaitu Jerman dan Inggris.
Sebelumnya dalam penyampaian visi misinya, Syafrinaldi memaparkan soal Kampus Unggul yang dilaksanakan melalui 4 tahap. Yakni input (15%), Proses (25%), Output (25%) dan Outcome (35%). Terkait dengan program kerja, ia membaginya ke dalam Catur Dharma Perguruan Tinggi. (ril)