Tapsel (pewarta.co) – Suasana tampak begitu haru manakala Syahrul Pasaribu menyampaikan pesan terakhir sebelum berangkat naik helikopter menuju Batangtoru. Seluruh peserta apel akbar bersedih dan mata berkaca-kaca.
“Adikku, anakku dan sahabatku semua, telah banyak yang kita lalui dan lakukan bersama. Mari tetap kita jaga kekompakan dan kebersamaan untuk Tapsel yang lebih maju. Yakinlah kalian, di dadaku ada kamu, di dadaku ada kita, di dadaku ada Tapanuli Selatan,” pesan Syahrul.
Selanjutnya Syarul yang telah dinobatkan masyarakat sebagai Bapak Pembangunan Tapsel itu menuju helikopter. Melambaikan tangan meninggalkan lokasi menuju Batangtoru untuk menandatangani kerjasama (MoU) lanjutan Tapsel dengan PT. Agincourt Resources pengelola Tambang Emas Martabe.
Sebelumnya di apel akbar, Syahrul bercerita tentang perjalanan pemerintahan daerah sepanjang 10 tahun dipimpinnya. Banyak dinamika yang dihadapi, namun semua bisa diselesaikan berkat kebersamaan dan kekompakan pemerintah dengan rayatnya.
“10 tahun terasa pendek, namun telah banyak yang kita lalui bersama. Termasuk proses untuk mendapatkan lahan pertapakan dan pembangunan gedung pusat perkantoran pemerintahan daerah tempat kita berdiri sekarang ini,” katanya.
Diawali dari Syahrul dan Aldinz Rapolo dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Tapsel pada 12 Agustus 2010. Saat itu ada perintah Undang Undang No.37 dan 38 tahun 2007 yang mewajibkan pemindahan pusat pemerintahan Tapsel dari Padangsidimpuan ke Sipirok paling lambat Februari 2009.
“Artinya, kewajiban itu sudah terlampaui 17 bulan atau belum terlaksanakan pemerintah sebelumnya. Sebagai pemimpin baru saat itu, kami harus siap dan segera melaksanakan kewajiban tersebut,” jelasnya. Pasaribu menyampaikan pesan terakhir di hadapan ribuan pegawai dengan ucapan “Di dadaku ada kamu, di dadaku ada kita dan di dadaku ada Tapsel”. Bupati Tapsel Dilepas Ribuan Pegawai Dan Naik Helikopter. Waspada/Sukri Falah Harahap
Kemudian dilakukanlah proses penentuan lokasi pertapakan pusat perkantoran denga melibatkan masyarakat Sipirok. Muncul berbagai opsi. Setelah dikaji dari berbagai aspek maka ditetapkanlah lokasi eks konsesi PT. Toba Pulp Lestari (TPL) di Desa Kilang Papan Dano Situmba.
Pertapakan itu luasnya 271 hektare. Diterima dari Kementerian Kehutanan sesuai Surat Keputusan (SK) Menhut nomor 244 pada 29 April 2011. Diawali dengan pembangunan kantor Sekretariat Daerah, DPRD, Bappeda dan Dinas Pendapatan pada10 Agustus 2012.
Kemudian penggunaannya diresmikan 12 Agustus 2014, dan keesokan harinya anggota DPRD Tapsel periode 2014-2019 dilantik di gedung baru tersebut. Saat ini pertapakan itu sudah dibangun kantor seluruh OPD. Dilengkapi kebun raya, taman kota, taman bunga, Masjid Agung Syahun Nur yang megah dan tersohor itu.
Selanjutnya Syahrul bercerita kondisi perkembangan keuangan dan pembangunan daerah. Katanya, jika hanya mengandalkan APBD untuk membangun Tapsel, tentu akselerasi percepatan pembangunan yang ada saat ini tidak akan tercapai.
“Kita bangun perkantoran ini tanpa mengurangi hak-hak masyarakat akan pembangunan. Kita susun APBD secara berkeadilan, cerdas dan cermat. Berkat hubungan baik ke pemerintah atasan dan pihak ketiga, akhirnya pembangunan demi pembangunan dapat kita lakukan tanpa harus membebani APBD,” katanya.
Sebagai contoh, di kepemimpinan Syahrul telah tercipta pemerintahan desa yang bermartabat. Karena 211 desa se Tapsel sudah punya kantor desa, yang pertapakannya merupakan bantuan hibah dari masyarakat
Karena itu, Syahrul meminta kepada seluruh pegawai agar tetap menjaga soliditas, solidaritas, royalitas, loyalitas, kekompakan dan kebersamaan sebagaimana yang telah tercipta kurun waktu 10 tahun terakhir ini.
“Berkat enam kunci kesuksesan itu, saya pastikan kita semua memiliki peran dan andil dalam pembangunan Tapsel yang saat ini jauh lebih baik dibanding kota dan kabupaten lain di Sumut,” jelasnya.
Terakhir Syahrul menegaskan, rencana pembangunan yang tercipta selama 10 tahun ini memang belum 100 persen tercapai, tetapi sudah masuk kategori adil, merata dan memuaskan di 15 kecamatan.
Mengenai masih ada pihak yang belum puas dengan akselerasi percepatan pembangunan berbagai sektor di sepanjang 10 tahun ini, Syahrul memaklumi itu sebagai sifat manusiawi.
Namun yang jelas kondisi saat ini dibanding 10 tahun yang lalu sudah banyak perubahan kemajuan. Capaian kinerja pemerintah daerah sudah jauh lebih baik, angka kemiskinan turun, dan indeks Pembangunan Manusia sudah di poin 70,12.
Kondisi keuangan daerah berikut penatakelolaan penggunaan serta pelaporannya sudah sangat baik. Tahun 2010 BPK sama sekali tidak memberi pendapat (disclimer) untuk LKPD Tapsel. Secara bertahap sejak 2014 sampai 2019 atau enam tahun berturut-turut selalu mendapat opini WTP.
Tentang APBD tahun ini, mengalami penurunan sekitar Ro220 miliar dari APBD induk tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh Pandemi Covid-19 yang berimbas pada stagnannya ekonomi negara, sehingga berpengaruh besar terhadap jumlah transfer pusat ke daerah.
“Ingat, pemerintahan daerah itu adalah sebuah sistem yang terdiri dari berbagai sub sistem. Maka tetaplah jaga kekompakan dan kebersamaan. Atasan royal ke bawah dan bawahan loyal ke atasan,” tutup Syahrul (Rts/red)