Medan (pewarta.co) – Pemberitaan mengenai kasus teroris kian semarak sejak diberitakannya pengeboman 3 Gereja di Surabaya pada Minggu, (13/5/2018) lalu. Kembali hari ini, Rabu (16/3/2018) diberitakan bahwa Polda Riau diserang terduga teroris bersenjata klewang, 3 Polisi terluka dan 3 terduga teroris ditembak mati.
Namun akibat teror yang dilakukan sejumlah orang tersebut, Ummat muslim menjadi sangat dirugikan. Pasalnya, setiap pemberitaan yang mengarah kepada teror dan terorisme terutama teror yang menyasar rumah ibadah ummat selain ummat Isam, Muslim seperti otomatis menjadi terduga utama pelaku teror.
Seperti marak diberitakan, dengan banyaknya aksi teror yang terjadi, ummat muslim terutama para wanita bercadar menjadi dicurigai. Diberitakan oleh suara.com pada Senin (14/5/2018) lalu, polisi memerintahkan untuk mewaspadai perempuan-perempuan bercadar. Hal ini tentu mendiskreditkan para wanita pemakai cadar. Sebab, apapun alasannya mencurigai wanita bercadar menjadi tidak masuk akal meski beberapa terduga yang disangka teroris menutup identitasnya dengan menggunakan cadar ketika beraksi. Namun mengeneralisasikan hal demikian adalah tindakan melanggar hak asasi manusia.
Selain pemberitaan diatas, beberapa pemberitaan di berbagai media juga seperti mengarahkan bahwa setiap terduga teroris pastilah beragama Islam. Padahal semua orang berakal tahu, bahwa teroris bukanlah sebuah agama melainkan sebuah pemikiran. Seperti yang disebutkan Ustadz AA Gym bahwa “Terorisme mustahil lahir dari agama. Perbuatan teror muncul dari jiwa dan akal yang sakit.” Dari tulisan tersebut dapat disimpulkan bahwa bukan agama apalagi Islam yang memunculkan teror, melainkan pikiran-pikiran dari jiwa orang yang sakit.
Banyak orang bahkan netizen di berbagai media sosial menyebutkan ummat Islam sebagai teroris, hal ini tentu sangat melukai ummat Islam. Ummat Islam diduga sebagai pelaku teror sedang mereka terus menerus meneror ummat Islam dengan tulisan-tulisan dan tuduhannya tentang Islam dan Terorisme.
Tidak ada agama dari Tuhan yang mengajarkan kesesatan, yang ada setiap orang memilih jalan sesatnya masing-masing. Islam merupakan agama yang damai. Seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur’an bahwa Allah melarang ummatNya membunuh seseorang yang tidak melakukan kerusakan di bumi, dan Allah melarang ummatNya untuk bunuh diri, maka dapat disimpulkan bahwa Islam tidak pernah mengajarkan Ummatnya untuk berjihad dengan melakukan bom bunuh diri seperti yang selama ini dilakukan para terduga teroris.
Maka perlu ditegaskan sekali lagi bahwa teroris tidak lahir dari sebuah agama melainkan lahir dari sebuah pikiran dari jiwa yang sakit.
Mereka sebut kami teroris, lalu mengapa kami diteror? (ay/red)