Medan (pewarta.co) – Stephen Hawking, sosok inspiratif yang tak pernah terlepas dari teori mengenai alam. Semasa hidupnya, ia kerap mengaitkan proses terjadinya alam semesta dengan keadaan yang terjadi sehari-hari.
Melalui kata-kata yang dilontarkannya, pencetus teori lubang hitam ini menjadi sangat dikenali, stephen Hawking meninggal Rabu, (14/3/2017) pada usia 76 tahun.
Terlahir dengan nama Stephen William Hawking, sosoknya menjadi ilmuwan terbesar di dunia sains modern.
Ia mengantongi titel sarjana dari Universitas Oxford pada 1962 dan gelar doktor filsafat )PhD) dari Trinity Hall, Cambridge University.
Hawking dikenal lewat teori-teorinya mengenai konsep lubang hitam, gelombang gravitasi, dan ‘big bang’.
Bersama James Hartle, Hawking mencetuskan teori paling terkenal mengenai alam semesta yang dikenal dengan ‘Hartle-Hawking State’.
Sejak usia 21 tahun, dokter memvonisnya menderita Amotrophic Lateral Sclerosis (ALS) yang diprediksi hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun.
Penyakit ini membuatnya tak bisa bergerak dan berbicara. Untuk beraktivitas, ia mengandalkan kursi roda yang dipersenjatai komputer.
Semasa hidupnya, Hawking mengantongi banyak perhargaan di bidang fisika dan kosmologi.
Ketiga anaknya mengumumkan kabar kematian Hawking pada Rabu (14/3/2018) dini hari di Inggris.
(ay/red)