Samosir (pewarta.co) – Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan memperkirakan ratusan ton ikan yang berada di Pintu Sona, Kecamatan Pangururan yang sudah siap panen mati mendadak di perairan Danau Toba pada Rabu (22/8/2018) dan Kamis (23/8/2018).
Dugaaan sementara ikan mengalami kekurangan oksigen hingga mengalami keracunan gas dari dasar danau.
“Kami sedang melakukan rapat dengan pak bupati, setidaknya ada sekitar 180 ton ikan jenis Nila dan Mas milik masyarakat mati mendadak, kami sedang rapat ya,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Erkanus Simbolon melalui pesan singkat, Kamis(23/8/2018) sore.
Informasi yang dihimpun pada Kamis (23/8/2018) pagi, pembersihan areal keramba dipimpin oleh Bupati Samosir, Drs. Rapidin Simbolon dengan tujuan pemindahan bangkai ikan dari keramba. Pemindahan bangkai ikan sendiri dilakukan Pemkab Samosir dan dibantu oleh masyarakat.
Bupati juga menyampaikan, pemerintah daerah akan berkordinasi dengan pemerintah atasan untuk selanjutnya melakukan pemindahan Keramba Jala Apung (KJA) dari lokasi Pintu Sona sesuai aturan Perpres 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Danau Toba sekitarnya.
Tidak itu saja, untuk segera mengetahui penyebab pasti kematian ikan mendadak ini, Rapidin sudah memerintahkan timnya melakukan penelitian uji laboratorium di Kota Medan.
Sehari sebelumnya, ribuan ikan nila dan mujahir yang berada di keramba milik masyarakat di Desa Pintusona, Kecamatan Pangururan mati mendadak, Rabu(22/8/2018) siang.
Akibat peristiwa itu pemilik keramba mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
“Benar, ikan tiba tiba mati dan mengapung di dalam keramba. Penyebabnya belum pasti, akan tetapi kemungkinan perubahan udara didalam air Danau Toba,” terang salah satu pengusaha, Niolando Naibaho.
Dia juga mengurai tepat tiga hari lalu, Air Danau Toba dikawasan Pantai Kabupaten Samosir tiba tiba berubah warna dan sangat keruh,sehingga disinyalir ratusan kg ikan yang berada didalam keramba mati mendadak karena perubahan dalam air Danau.
“Penyebabnya yang pasti masih kita duga duga. Dan, kami sebagai pengusaha akan mencari cara untuk menyelamatkan yang masih hidup dengan cara menjual segera,” tambah Naibaho.
Hampir setiap tahun, ikan mati mendadak diduga karena kehabisan oksigen di Danau Toba, pad Januari 2017, puluhan ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) yang berada di Desa Tipang, Kecamatan Baktiraja, Humbahas juga mati mendadak pada Minggu (8/1/2017).
Informasi diperoleh, puluhan ton ikan itu awalnya terlihat lemas pada hari Sabtu (7/1/2017) sore. Dan esoknya, ikan mulai mati satu per satu dengan perkiraaan sekitar 600 KJA yang ikannya mendadak.
Pada tahun 2016, Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Sumatera Utara melakukan penelitian atas kematian massal ribuan ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan Danau Toba di Desa Bandar Purba, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, yang terjadi
pada Mei 2016.
Kepala Diskanla Sumatera Utara Zonny Waldi mengatakan, penyebab kematian ikan tersebut karena penurunan secara drastis kadar oksigen yang terlarut dalam air di danau.
Zonny menjelaskan, untuk dapat hidup, ikan pada kondisi normal membutuhkan oksigen di atas 3 ppm (part per million). Namun dalam kondisi saat ikan-ikan itu mati, kondisi oksigen yang terkandung di dalam air danau toba hanya 1 ppm. (fra/red)